upaya untuk meningkatkan gemar membaca atau minat baca harus terus dilakukan, khususnya harus dimulai dari anak-anak. Misalnya di lingkungan sekolah promosi membaca hendaknya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai di tingkat perguruaan tinggi mahasiswa.
Kegiatan kegiatan untuk meningkatkan minat baca harus diadakan dan digalakan. Disamping pembinaan kampus dalam hal menyediakan fasilitas membaca dan pembinaan perpustakaan sekolah yang baik dan lengkap. Hal yang tak kalah pentingnya untuk meningkatkan minat baca adalah mengadakan bentuk kegiata-kegiatan yang kreatif dan inovatif untuk dilakukan terhadap meningkatkan minat baca. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan, dan sangat bergantung kepada kreativitas, inovasi dan inisiatif tenaga kerja pustakawan dan dosen-dosen kampus.
Dalam hal ini kita sadari bersama bahwa minat baca mahasiswa tentu saja berimbas dan mempengaruhi prestasinya di kampus. Jika minat bacanya tinggi maka, bukan tidak mustahil mahasiswa yang dihasilkan tersebut akan menjadi mahasiswa yang cerdas, kreatif dan kritis. Banyak informasi yang ia peroleh dengan membaca berbagai refrensi buku,jurnal, artikel sebagaicakrawala pengetahuannya dalam berpikir dan bertindak. Bukannya sudah menjadi tujuan utama setiap kampus atau universitas tertentu dalam mencetak lulusan mahasiswa yang berbobot dan berkualitas. Mahasiswa yang berbobot dan berkualitas tidak hanya pintar dalam teori tetapi dia juga mampu untuk mengembangkannya dalam kehidupan sosial masyarakat. Ilmu yang ia pelajari di kampus mempunyai nilai guna di masyarakat luas sebagai tri darma perguruaan tinggi (pendidikan dan pengajaran, pengembangan dan penelitiaan, dan pengabdian masyarakat).
Membaca adalah sesuatu hal yang sangat mutlak bagi mahasiswa untuk meningkatkan cakrawala pengetahuan. Dengan membaca banyak refrensi maka prestasi diperguruaan tinggi akan bisa tercapai. Mahasiswa yang berprestasi dia tidak hanya sebatas mengada pada refrensi bacaan yang diberikan dosen ketika kuliah akan tetapi dia akan mencari dan terus membaca berbagai refrensi lain yang mempuni diluar tema kuliahnya dengan itu pengetahuannya semakin luas. Dalam hal ini jelas bahwa minat baca seorang mahasiswa sangat berpengaruh dalam meraih prestasi dan menambah cakrawala pengetahuan.
Bukan hanya prestasi dan pengetahuan, minat baca seorang mahasiswa juga dapat menambah kecerdasannya. Yang dimaksud kecerdasan disini adalah seberapa cepat ia menerima informasi dan mengolahnya serta mengaktualisasikannya. Dengan banyak membaca otak akan selalu dilatih untuk berpikir dan mengasah daya analisisnya terhadap respon problematika yang ada, serta mampu memberikan solusi yang solutif terhadap problematika tersebut.
Minat baca mahasiswa yang tinggi dapat menambah wawasan pengetahuan dan kecerdasannya. Bila dua hal ini bisa didapat, maka seseorang mahasiswa akan semakin percaya diri dan melahirkan sikap optimis dalam menilai dan menghadapi sesuatu. Ketika dikampus dosen bertanya mengenai masalah perkuliahan, ia sudah tidak takut dan malu lagi karena dengan modal bacaannya tersebut ia memiliki wawasan dan kecerdasan otaknya akan bekerja dan memberikan jawaban yang logis dan komperhensif.

Saat dewasa baru ingin mengawali untuk Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa. ada satu cara tercepat dan akurat. yaitu dimulai dari membaca cerita di bawah ini :
SELAMAT MENCOBA (whhahaahahahaha)

CERITA DEWASA 1
SAHABAT 
Pada waktu itu aku masih duduk di SMP kelas II, pernah terjadi kejadian yang sangat mengasyikan dan lebih baik ini jangan ditiru. Pada waktu di SMP, aku termasuk anak yang cukup nakal dan sekolahku itu pun merupakan sekolah yang banyak menampung para anak-anak nakal, sehingga tanpa kusadari aku pun bisa dibilang lumayan lebih banyak nakalnya dari pada baiknya.
Saat itu ada seorang teman sekelasku yang bernama Ika. Ika memang cewek yang paling dekat dengan cowok dan terkenal paling bandel juga nakal. Tidak jarang teman-teman pun menyimpulkan bahwa dia cewek binal, karena dia berpenampilan agak seronok dibandingkan teman-temannya, yaitu dengan baju sekolah yang tidak dimasukkan ke dalam, melainkan hanya diikat antar ujung kain dan menggunakan rok yang sangat minim dan pendek, yaitu satu telapak tangan dari lutut. Ika seorang gadis yang cukup manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu itu sekitar 160 cm, berat badan 45 kg dengan kulit putih serta bentuk wajah yang oval. Ika memiliki rambut sebahu, hitam tebal, pokoknya oke punya tuh doi.
Setelah bel kelas berbunyi yang tandanya masuk belajar, semua murid-murid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat anak yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek itu masih mengobrol di luar kelas yang tempatnya tidak jauh dari WC, dan sepertinya terjadi kesepatan diantara mereka. Setelah pelajaran kedua selesai, teman-teman cowok yang bertiga itu meminta ijin keluar untuk ke WC kepada guruku yang mengajar di pelajaran ketiga, sehingga membuatku curiga.
Di dalam hatiku aku bertanya, "Apa yang akan mereka perbuat..?"
Tidak lama setelah teman-teman cowok meminta ijin ke WC tadi, malah Ika pun meminta ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku makin bertambah dan teman-temanku juga ada yang bertanya-tanya mengenai apa yang akan mereka perbuat di WC. Karena aku tidak dapat menahan rasa penasaranku, akhirnya aku pun meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. Sebelum sampai di WC kulihat teman-teman cowok kelasku yang bertiga itu kelihatannya sedang menunggu seseorang. Tidak lama kemudian terlihat Ika menuju tempat teman-teman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk ke kamar WC secara bersamaan.
Rasa penasaranku mulai bertambah, sehingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar suara keributan seperti perebutan makanan di ruangan tersebut. Akhirnya aku masuk ke kamar WC, secara perlahan-lahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka dapat terdengar dengan jelas olehku.
"Hai Tun, Sep, siapa yang akan duluan..?" tanya Iwan kepada mereka.
Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seorang cewek, dia menjawab dengan nada menantang, "Ayo.., siapa saja yang akan duluan. Aku sanggup kok kalaupun kalian langsung bertiga..!"
Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka perundingkan, sampai-sampai saling menunjuk dan menantang seperti itu. Tapi aku tetap terdiam membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang akan terjadi.
Setelah itu, tidak lama kemudian Asep menjawab dengan nada ringan, "Yah udah, kalau begitu Kita bertiga bareng-bareng ajah. Biar rame..!" katanya.
Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, "Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah."
Dan akhirnya Utun pun berucap, "Ayo Kita mulai..!"
Setelah itu tidak terdengar suara percakapan mereka lagi, tetapi terdengar suara reslueting yang sepertinya dibuka dan juga suara orang membuka baju.
Tidak lama kemudian terdengar suara riang mereka bertiga dengan ucapan menanyakan pada Ika, "Hey Ka.., Siapa sih yang paling besar alat kelamin Kami bertiga ini..?"
Ika pun menjawab dengan nada malu-malu, "Kayanya sih Utun yang paling gede, hitam lagi." dengan sedikit nada menyindir dan langsung dijawab oleh Utun, "Hey Ka..! Cepetan buka tuh baju Kamu, biar cepet asik si Joni, Kita nih enggak kuat lagi..!"
Setelah terdengar Ika membuka bajunya, tidak lama kemudian terdengar suara teman-teman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan nada ganas, "Wauw.., benar-benar body Kamu Ka, kaya putri turun dari langit..!"
Tidak lama kemudian Asep bertanya pada Ika, "Ka.., kalau Aku boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie ini Ka..?"
Ika pun menjawab dengan nada enteng, "Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!"
Utun pun sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, dia pun bertanya, "Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?" sambil meraba-raba alat kelamin Ika.
Ika pun menjawab dengan nada mendesak, karena alat kelaminnya sepertinya sedang diraba-raba oleh Utun, "Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!"
Dan terakhir terdengar suara Iwan yang tak mau kalah juga, "Ka.., Aku boleh kan menciumimu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?"
Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, "Awww.. Uuuhh.. iya-iya, boleh deh semuanya..!"
Suara-suara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suara-suara tersebut membuat saya risih mendengarnya, seperti, "Aaahh.. eehh.. aawww.. eh-eh.. oww-oowww.. sedap..!"
Dan tidak lama kemudian terdengar suara Ika, "Kalian jangan terlalu nafsu dong..!" kata Ika kepada teman-teman cowok tersebut, "Karena Aku kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak sebanding dong..!"
Tetapi mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, "Aaawww.., sakit..!"
Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, "Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!"
Dijawab dengan cepat oleh Utun, "Gimana Ka..? Hebatkan Saya."
Setelah itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, "Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur." kata-katanya ditujukan kepada teman-temannya.
Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, "Ka aku bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..!"
Iwan pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian menjerit kedua kalinya.
"Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Kamu sih salah jalur..!" rintih Ika menahan sakit.
Tetapi sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, "Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, makasih. Kamu hebat..!"
Asep yang setia hanya meraba-raba payudara Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur tersebut sambil berkata, "Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita mainkan.."
Ika menjawab dengan nada lemas, "Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!"
Akhirnya Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
"Ka.., pokoknya Aku enggak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..!"
Ika menjawab dengan nada lemas, "Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!"
Aku tetap terdiam di kamar WC tersebut.
Ada sekitar 45 menit berlanjut, dan aku pun berpikir apakah mungkin mereka berbuat oral seks karena masih duduk di SMP. Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Karena kesal akibat Asep tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.
Asep berkata dengan nada mengancam kepada Ika, "Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohi alat kelaminku hingga Aku merasakan enaknya seperti mereka..!"
Setelah berusaha memanjat untuk melihat adgean secara langsung, aku dapat melihat dengan jelas. Ika seorang cewek langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh Asep, sedangkan temannya yang berdua lagi, Utun dan Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan tersebut.
Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika, "Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku akan mengirimkan cairan penyuburku yang hebat ini..!"
Kulihat Ika langsung menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah hilang oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.
"Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!" kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan penisnya.
Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.
Setelah ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan baju-baju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun. Sebelum mereka keluar, aku langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut secara perlahan-lahan agar tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke kelas yang telah memulai pelajarannya dari tadi. Hanya berselang beberapa menit, mereka masuk ke kelas seorang-seorang agar tidak ketahuan oleh guru kami.
Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti kehabisan tenaga.
Karena aku suka iseng ke temen, aku langsung bertanya kepada mereka bertiga, "Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..?"
Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, "Iya Bie, enak tahu kalo ngegali sumur tersebut dengan rame-rame..!"
"Ohh gitu yah..?" jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.
Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing olehnya.
Langsung saja aku memanggilnya, "Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!"
Ika menjawab dengan nada lemas, "Ada apa Bie..?"
Karena aku juga ingin iseng padanya, kulangsung bertanya, "Ka.., kayanya Kamu kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?"
Ika pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, "Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon dan goa Hiro, tahu..!"
Mendengar nadanya yang tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.
"Ka.., maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?" kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.
Karena aku penasaran, aku langsung menyerempet-menyerempet agar terpepet.
"Ka.., boleh enggak Ka, Aku coba masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya sih asik.. bisa terbang kaya burung..!" pintaku sambil tertawa pelan.
Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, "Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau goa Saya, nanti dong antri.., masih banyak burung yang mau masuk ke goaku, tahu..!"
Dan akhirnya aku tertawa dengan rasa senang.


CERITA DEWASA 2
TIDAK KETERIMA 
Masa-masa lulus SMU adalah yang paling menjengkelkan, tidak diterima di perguruan tinggi negeri, kuliah di swasta mahal, mau kerja sulit sekali, teman-teman pada hilang, ada yang kuliah, kerja bahkan kawin. Beruntung sekali hanya 3 bulan aku menganggur, aku disuruh untuk menjaga toko milik Tante Ima, di bilangan Pasar *** (edited), Semarang.

Karena toko milik Tante Ima menjual sembako, maka pembelinya pun kebanyakan ibu-ibu ataupun perempuan. Saya yang bertugas untuk mengambilkan barang-barang seperti beras, gula ya hanya bersikap cuek saja terhadap banyaknya pembeli itu.

Sebut Bu Lina pemilik toko di sebelah tokonya Tanteku, sering datang sore hari setiap toko akan ditutup. Dia biasanya saling omong-omong, bersenda gurau dengan Tanteku, dan apabila telah begini tentu lama sekali selesainya. Dan seperti biasanya, aku pulang duluan ke rumah karena Tanteku biasanya dijemput oleh suaminya atau anaknya.

Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat bahwa harus mengantarkan Indomie ke pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan memang toko sudah sepi, pintu pun hanya ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung masuk menuju tempat penyimpanan Indomie. Ternyata aku menyaksikan peristiwa yang tidak kuduga sama sekali, kulihat Tanteku dengan posisi tetelentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral kemaluannya oleh Bu Lina. Tanteku sangat menikmati dengan rintihannya yang ditahan-tahan dan tangannya memegang kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke selangkangannya.

Karena terkejut atas kedatanganku, maka keduanya pun berhenti dengan memperlihatkan wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima detik, mereka pun tersenyum dengan penuh arti.
"Kamu belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita bisa rame-rame, ya kan Bu Lina..?" ucap Tanteku sambil menarik tangan Bu Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.
"Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..!" desah Tanteku lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.

Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus berbuat apa, tapi karena kedua wanita dalam keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku, nafsu kelelakianku bangkit walaupun aku belum pernah merasakan sebelumnya. Perlahan aku mendekati keduanya sambil melihat mereka berdua. Seperti seorang raja aku pun disambut, mereka yang tadinya telentang dan menindih kini mereka bangkit dan duduk sambil menata rambutnya masing-masing.

Hanya lima langkah aku pun sampai di hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua langsung meremas selangkanganku.
"Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?" tanya Tanteku manja.
"Be.., belum Tante..!" jawabku polos sambil menahan rasa geli yang begitu nikmat.
"Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali langsung dapat dua lubang..!" canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku hingga aku benar-benar telanjang di hadapan mereka.

Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan pada batang kemaluanku. Terdengar srup, srup ahh. Tanteku dan Bu Lina seakan ingin berebut untuk menikmati batang kemaluanku yang berukuran normal-normal saja.
"Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!"
"Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?"
"Cupp.., crupp..!" kata mereka berdua saling menyahut.
Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.

Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang biasanya terjadi dalam mimipi, badanku menegang, mataku terpejam untuk merasakan sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memuncrat mengenai wajah Bu Lina dan Tanteku, dan dengan serta merta Tanteku mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina. Dengan buas sekali mereka saling berciuman bibir, berebutan untuk menelan air kenikmatan punyaku. Aku pun berjongkok dan membuka paha Tanteku, Tanteku hanya menurut.

"Mau apa kau Sayang..?" desah Tanteku.
Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajahku ke arah selangkangannya yang berbau anyir dan tampak mengkilap karena sudah basah. Aku mencoba untuk melakukan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu. Kurasakan ketika aku menyedot benda kecil Tanteku, Tanteku selalu menggelinjang dan mengangkat pantatnya, sehingga kadang hidungku ikut mencium benda kecil itu.

"Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahh, ehh, aahh..!" ceracau Tanteku.
"Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..!" ucap Bu Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Ima.
"Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..!" pinta Tante Ima.
Aku pun semakin liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante Ima, "Aghh.., ughh..!" lidahku merasakan ada cairan kental keluar dari vagina Tante Ima. Aku cepat-cepat menangkapnya dan sedikit ragu untuk menelannya.

"Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu gantian dengan Bu Lina ya..!" ucapnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari liang senggamanya.
Aku pun tidak sadar bahwa batang kemaluanku sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna walaupun sedikit terasa ngilu.
"Bentar Her.., kamu disini dulu ya..!" pinta Bu Lina sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan mengambil beberapa lembar.
Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang dibawanya. Setelah kira-kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan memanggilku, "Ayo sekarang giliran saya dong Her..!" katanya sambil tangannya meremas susunya sendiri.

Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua tangan pun mengganti tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus, enak rasanya memegang payudara orang dewasa.
"Her.., masukin dong tuh burung kamu ke lubang Lina, ayo dong Her..!" bisiknya lembut.
Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk ke liangnya, tapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.
"Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..!" ucapnya.
Dan tangannya pun memegang batang kemaluanku dengan lembut dan memberikan kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing masuk ke lubang kenikmatannya.

Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat, lembab, nikmat dan seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina. Secara naluri aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara pelan dan berirama.
"Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam, ayoo, ughh..!" desah Bu Lina.
Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku dan menekan-nekan supaya doronganku lebih keras, sedangkan kakinya telah melingkar di pinggangku.

Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk punggungku dengan keras, "Ooohh.., aku ngejrot.., Her..! Yeess.., uhh..!"
Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di pinggangku. Aku pun bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang dan tampak dari liang kenikmatannya sangat banyak cairan yang keluar. Kuhampiri Tanteku yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku pun turut membantunya untuk mengemasi barang-barang.

Setelah beberapa menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering. Setelah kuangkat ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai suaminya untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian aku pun menawarkan untuk mengantarkan ke rumah Tanteku dengan Impresa 95 kesayanganku.

Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa hubungan lesbinya dengan Bu Lina sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang malam (mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tidak puas bila dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina memang janda karena suaminya minggat dengan wanita lain.

Sampai di rumah Tante Ima, suasananya memang sepi karena anaknya kuliah dan Omku sedang mengantar tetangga pindah rumah. Setelah aku angkat-angkat barang ke dalam rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang kepada Tanteku. Aku terkejut, ternyata Tanteku bukannya memperbolehkan aku pulang, tetapi malah menarik tanganku menuju kamar Tanteku.

"Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..!" pintanya sambil memelukku dan menempelkan kedua buah dadanya ke tubuhku.
Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu, demikian pula Tante Ima. Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh kami berdua di kasurnya, dan dengan bersemangat kami saling meraba, menindih, merintih. Hingga akhirnya aku melepaskan maniku ke dalam kemaluan Tanteku.

Aku pun pamitan pulang dengan mencium bibirnya dan meremas susunya dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan, dan diberikan kepadaku, "Untuk rahasia kita..!" katanya.
Sampai saat ini lebih dari 2 tahun aku bekerja di toko Tanteku, dan hubungan badanku dengan Tante Ima dan Bu Lina masih berlangsung. Dan yang menyenangkan adalah Tanti, anak Bu Lina mau kupacari, dan aku ingin menjadikannya sebagai istri.

CERITA DEWASA 3
PERMAINAN
Kami adalah sepasang suami istri yang telah menikah selama hampir 2 tahun dan belum mempunyai anak. Istriku, Lena, berusia 25 tahun, cukup seksi dan manis dengan kulit kuning langsat dan sebuah lesung pipit yang menghiasi pipi kanannya. Lena cukup tinggi untuk ukuran orang Asia, dengan tinggi 168 cm dan berat 48 kg membentuk tubuhnya yang 34C-25-34. Sedangkan aku sendiri bernama Ara, 30 tahun, 185 cm – 80kg. Kulitku sedikit gelap akibat hobi golfku yang sedikit agak kelewatan. Orang bilang tubuhku atletis padahal aku malas berolah raga. Paling hanya golf saja, atau kadang-kadang renang.
Istriku bekerja di salah satu perusahaan multi nasional di Jakarta dan mempunyai karir yang cukup baik, sedangkan aku sendiri lumayan sukses berwiraswasta sebagai kontraktor jalan dan bangunan. Secara ekonomi dapat dikatakan kami berkecukupan, apalagi kami tidak ada tanggungan, baik saudara maupun orangtua. Mungkin itulah yang menyebabkan kami hobi “dugem” setiap malam minggu sekedar untuk melepas lelah pikiran dan kejenuhan hidup di Jakarta.

Namun di malam minggu itu ada sesuatu yang lain yang mengubah hidup kami. Di malam itu, sengaja atau tidak, untuk pertama kalinya istriku berselingkuh di depan mataku. Dan aku membiarkannya. Begini awal ceritanya..

“Ra, ayo dong.. Kok dandannya lama amat?!” Lena, istriku, berteriak dari lantai bawah rumah kami. Aku yang memang sedang mematut diri di depan kaca tersenyum mendengarnya, lalu membalas..
“Iya, sabar sayang, sebentar lagi!”
5 menit kemudian aku turun dan mendapatinya sedang cemberut di sofa ruang tengah kami. Lena tampak sangat “cute” dengan terusan tipis berdada agak terlalu terbuka berwarna merah marun, sedikit di atas lutut dan tanpa lengan. Sepatu hak 7 cm dengan warna senada menambah keserasian dan keseksiannya. Dengan polesan make-up sederhana, ia tampak manis. Sepertinya ia tidak mengenakan bra.

“Let’s go, babe.. Senyum dong. Kan mau seneng-seneng?” demikian aku membujuknya sambil kugamit lengannya yang mulus dan halus.
“Hh.. BT nih nungguin kamu! Cium dulu, kalo nggak aku ngambek..!” Lena memonyongkan bibirnya lucu. Aku tersenyum, dan kucium pipinya lembut.
“Cup! Tuh, udah dicium. Jangan ngambek lagi dong. Yuk, kita berangkat”. Sedikit kutarik lagi lengannya.
“Hei.. Di bibir. Masa di pipi? Dasar deh, nggak romantis!” Lena makin cemberut dan membuang muka, pura-pura ngambek. Maka kupegang dagunya, dan kutolehkan wajahnya ke wajahku, lalu kukecup bibirnya yang tipis itu. Tak dinyana, Lena melakukan “french kiss” yang membuat penisku agak mengeras.
“Hihihi.. Kok jadi sesak gitu, celananya? Payah deh, gitu aja napsu”. Lena cekikikan sambil tangannya mengelus ringan depan celanaku. Penisku jadi makin keras. Tapi cepat kutampik hal itu karena memang kita sudah harus berangkat. Jam sudah menunjukkan pk. 11:30 malam.
“Namanya juga lelaki.. Hehe. Yuk, ah. Udah malem nih, nggak enak nanti ditungguin teman-teman”. Aku menggamitnya sekali lagi dan kali ini Lena menurut. Berangkat juga kami akhirnya.
*****
Setibanya kami di sebuah Nite Club berlantai dua di bilangan Kuningan, waktu telah menunjukkan lewat tengah malam. Langsung saja kami menuju lantai 2 yang menawarkan musik bernuansa pop-jazz yang ringan dan mudah dinikmati. Dari salah satu pojokan, seorang sahabat Lena, Poppy, melambaikan tangannya memanggil kami dan bereriak agak keras, berusaha mengatasi suara hingar-bingar band yang sedang beraksi.

“Yuhuu!! Sini, sini!! Ya amplop.. Malem banget sih kalian?? Kita-kita udah pada mau pulang nih!” Poppy meledek kami sambil pura-pura menenteng tasnya dan berjalan pergi.
“Kalau jam segini udah mau pulang, kenapa loe nggak nonton bioskop aja, Neng? Ati-ati ya di jalan..” demikian sergah Lena. Aku cengar-cengir saja memperhatikan mereka.
Kulihat “gank” kami yang biasa sudah kumpul semua. Pertama ada Poppy dan pacarnya (seorang keturunan Chinese yang cukup ganteng bernama Benny). Mereka masih menunggu restu orang tua untuk menikah karena, maklum, berbeda suku/keturunan. Poppy adalah seorang gadis Sunda yang entah mengapa mirip keturunan indo. Lalu yang sedang menyalakan cerutu kesukaannya adalah sahabat kentalku Reno dan istrinya yang seorang model, Carol, yang malam itu.. Hmm.. Luar biasa dengan rok mini dari bahan kulit warna coklat tua, yang memperlihatkan hampir seluruh paha mulusnya, dipadukan dengan blouse ketat berlengan 3/4 warna putih dan cukup tipis. Ditambah dengan sepatu hak tingginya membuatku menelan ludah.
“Hi, guys. Sorry kemaleman. Abis gue dandannya lama sih. Takut Carol nggak naksir lagi, nanti. Anyway, Ren, bisa teler gue nyium bau cerutu loe, jeg!”
Aku ngomong sekenanya sambil tertawa. Carol senyam-senyum (GR kali) dan Reno pura-pura pingsan sambil memeletkan lidahnya, sambil jari tengahnya diacungkan ke arahku.
“Emang nih, genit deh Si Ara.” Lena berkata seakan setuju dengan ekspresi Reno sambil mencibir ke arahku dan tangan kirinya menjewer telinga kananku keras-keras. Aaww!
Kulihat lagi duduk-duduk santai di sebelah Poppy, sambil merokok, jelalatan dengan jakun yang turun-naik karena memolototi makhluk-makhluk feminin yang berpenampilan “minimalis” alias 2/3 telanjang, dua bujang lapuk kawan-kawanku sejak SMA, Gary dan Eddy. Mereka tidak pernah membawa pasangan kalau lagi di Club.

“Ngapain kita bawa makanan kalau mau ke buffet?” demikian celetuk Eddy suatu waktu yang lalu saat kutanyakan alasannya. Benar juga, pikirku waktu itu. Hehehe.
“Jangan sampai gitu dong, prens.. Nanti bajunya pada lepas semua!” sambil terbahak Benny mendorong Gary agak keras sampai-sampai Eddy yang duduk disebelahnya ikut terdorong. Mata Benny yang agak sipit sampai tinggal segaris.. Eh, dua garis deh.
“Sial, loe, Ben. Minuman gue ampir tumpah! Gue guyur loe, ye!” Eddy mencak-mencak sambil berlagak mau menyiram Benny dengan segelas XO nya yang baru sedikit dicicipi.
“Sini, guyur ke dalam mulut gue. Hehehe.” Benny mangap-mangap persis ikan koki. Kocak sekali wajahnya. Lena dan Poppy sampai tertawa keras sekali. Gary balas mendorong Benny sambil menjitaknya pelan.
Begitulah, kami berdelapan memang sangat akrab satu dengan yang lainnya, jadi memang seru kalau sudah ngumpul semua begini. Rata-rata sudah sekitar 5-10 tahun kami berteman. Ada yang dari SMA seperti aku, Gary dan Eddy, ada yang dari kuliah dan ada yang dari teman sekantor, seperti Poppy dan Lena, dan Reno & Eddy. Dari pertemanan seperti itulah kami bertemu, merasa sangat cocok satu dengan yang lainnya, dan lalu bersahabat seperti sekarang.

“Gini, gini..” Gary tiba-tiba angkat bicara dengan logat betawinya yang khas.
“Gue ade usul, dijamin seru. Tapi kagak ada yang boleh marah atawa tersinggung. Gimane, broer and sus?” Teman kita yang satu ini memang segudang idenya. Ada yang waras tapi lebih banyak yang aneh bin ajaib alias norak.
“Usul ape loe, Bang? Jangan kayak nyang kemaren ye.. Bikin gue malu abis. Sompret loe!” Eddy nggak mau kalah betawi.
Beberapa minggu yang lalu memang Gary mengajak main “truth or dare” yang mengakibatkan Eddy lari keliling lapangan parkir salah satu restoran di bilangan Kemang dengan hanya bercelana dalam. Kakinya yang kurus dan tanpa bulu itu benar-benar pas buat diteriaki oleh para pengunjung yang lain, “Wow, seksi bener nih.. Tapi kok jenggotan ya??” Hobi temanku yang satu ini memang memelihara jenggot sejak SMA, dan cukup lebat pula.

“Diem dulu loe. Lagian ini buat para cewek-cewek. Loe kan kakinya doang yang wanita, sisanya waria..” sambaran maut Gary yang demikian membuat Eddy mati kutu.
“Jadi..” lanjut Gary, “Setuju nggak?”
Kami saling berpandangan. Aku sendiri agak was-was kalau Gary yang memberi usul, karena biasanya diperlukan keberanian extra untuk “bermain” dengannya.
“Apa dulu idenya?” Lena dan Poppy bicara hampir bersamaan. Sedangkan Carol malah cuek, asik mengepulkan asap berbentuk bulatan-bulatan dari mulutnya. Mulai suka bercerutu ria juga, dia ternyata. Reno juga agak cuek sambil memeluk pinggang istrinya tersebut dengan mesra sambil menciumi tengkuk Carol yang jenjang. Sialan, pikirku. Si Reno hoki bener bisa dapet bini kayak bidadari begitu. Aku tahu Lena juga cantik, tapi yah, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau!

“Loe pade lihat itu segerombolan cowok-cowok yang di meja seberang?” Gary menyorongkan dagunya ke arah yang dimaksud.
“Yang dari tadi gue perhatiin pada jelalatan ngeliatin penyanyi cewek yang pantatnya bohai itu.. Lihat kan?” lanjutnya antusias.
“Oh itu. Mau ngapain, Gar? Loe mau suruh bini gue ke sono, terus nabokin satu-satu? Hehehe..” Si Benny nyerocos nggak jelas. Apa dia mulai mabok? Padahal cuma minum ice lemon tea doang.
“Loe juga.. Diem dulu dong, broer.” Gary mulai agak kesal.
“Gue lihat mereka udah pada horny semua gara-gara ngeliatin pantat cewek penyanyi itu. Tuh, lihat sampe mau megang segala. Ck ck ck..”
Memang kulihat mereka duduk sangat dekat dengan panggung, jadi mungkin saja.

“Let’s play a game. I call it, ‘Seduce or be seduced’ game.” Wah, mulai coro Inggris, Si Gary. Gawat nih, pikirku.
“You go there, pick one or two or more guys, whatever, and then dance with him. Try to seduce him while dancing. If we see and decide that you’re the one who got seduced, then you loose and you must buy all of us here a round of drinks.” Waduh bagus juga Inggrisnya bocah ini ternyata, lho.
“Nyang ber-alkohol, ye!” Yah, jadi betawi lagi dia. Sambil ngomong gitu, dia melirik ke arah Benny yang masih asik dengan ice lemon tea nya sambil nyengir jahat.
“Reseh loe, kunyuk!” Merasa disindir, Benny nyolot.
“Gue lagi mau menjauhi minuman keras nih. Supaya “itu” gue bisa lebih keras. Huahahaha!”
Kami semua sampai kaget denger kerasnya tawa Benny. Orang satu ini memang dulunya jagoan minum, tapi belakangan, entah mengapa kegemarannya itu hilang tiba-tiba. Mungkin mau mengambil hati orang tua Poppy.

“Udah keras banget kok, Yang..” Poppy menggelendot manja di bahu Benny sambil memberikan ekspresi horny.
“Berasaa banget..” katanya lagi. Ya ampun..
“Eh, Gar.. Loe mau jadiin bini gue perek, apa?” kataku sedikit ketus. Sebenarnya aku deg-degan juga kalau-kalau Lena tertarik sama ide gila ini.
“Kalau bini gue digrepe-grepe orang, gue keberatan nih.” kataku lagi. Sebenarnya aku sengaja supaya Lena makin tertantang. Kukedipkan mataku ke arah Gary, dan langsung dia paham. Dihisapnya rokoknya dalam-dalam tanda mengerti akan maksudku.
“Tenang, Ra. This is just a game. Belum tentu juga ada yang mau sama bini loe.” tandas Gary.
That’s done it. Mata Lena langsung melotot ke arah Gary dan berdiri.

“Eh, denger ya, Bang betawi.. Lelaki yang nggak suka sama gue pastilah hombreng atau buta atau yang masih bayi. Ya nggak, Pop? Rol, Carol.. Jangan nyerutu doang dong dikau.” Lena menyerang membabi-buta. Tercium bau alcohol dari mulut istriku.. Hmm pasti seru nih. Lena akan sangat nekat kalau sudah fly.
“Iya nih, Si Abang. Tega nian kau berkata demikian kepada kawanku yang bohay ini..” Poppy mulai teler juga kayaknya.
“Carol.. Say something, sexy..” sambil ngomong gitu Poppy mengelus-elus paha kiri Carol yang terpampang mulus diseberangnya. Darahku berdesir melihatnya.
“Wah, mulai ada ‘live show’ nih. Asiikk..” Eddy tiba-tiba nimbrung sambil melihat ke arah Poppy dan Carol. Padahal sepertinya dia tadi lagi asik ngobrol sama seorang cewek ABG yang duduk di meja sebelah kami.
“Iihh, Poppy.. Ntar gue basah nih loe elus-elus gitu..” kata Carol sambil menjilat bibir sexynya dengan gaya horny yang dibuat-buat. Gila, pikirku. Bisa ngaceng berat nih gue.
“Gue rasa semua cowok di sini bakalan horny sama Lena, tapi apakah Lenanya berani?? Hmm?? Berani nggak, sayang?” Yah, Poppy malah nambah manas-manasin Lena.
Lena memandang sebentar ke arah Poppy yang langsung asik lagi dengan cerutu dan ciuman-ciuman kecil suaminya di tengkuk dan lehernya. Tanpa berkata apapun, berjalanlah dia menghampiri meja seberang yang penuh cowok-cowok horny. Ada 6 orang jumlahnya. This is one bad combination.. Satu cewek cantik nan seksi setengah mabuk yang merasa ditantang, dan sejumlah cowok-cowok keren yang sudah sangat horny. Very bad.
Setiba di meja seberang, Lena langsung pasang aksi. Aku dan teman-temanku memperhatikannya dengan sedikit tegang. Mula-mula kulihat dia berbicara dengan salah seorang dari mereka sambil bergaya agak genit namun tetap anggun. Tak berapa lama kemudian, turunlah mereka ke lantai dansa sambil bergandengan tangan. Lelaki itu berpostur sedikit lebih pendek dariku, tapi sangat atletis. I think he’s a gym rat. Kekar sekali, mungkin ada keturunan Arabnya.

“Damn, beneran Si Lena. Are you OK, buddy?” Reno bertanya setengah berbisik kepadaku.
“Fine. Gue mau lihat ini arahnya kemana. Tenang aja dulu, man.” Ujarku ke Reno.
“Wah, mulai ngegrepe tuh orang.” Tangan lelaki itu kuperhatikan mulai mengelus lengan atas istriku yang terbuka. Terus dielus-elusnya, lalu mulai turun ke pinggang dan berhenti di sana.
Saat dipegang pinggangnya, Lena berjoget dengan seksi sambil mengangkat kedua lengannya sambil meliuk-liukan pinggulnya mengikuti irama musik pop-jazz. Liukan pinggulnya yang seksi, ditambah dengan ekspresi wajahnya, sungguh dapat membuat lelaki manapun terangsang. Lalu wajahnya sedikit didekatkan ke wajah Si lelaki sambil tersenyum kecil. Jemari kirinya mengelus wajah lelaki itu yang tampak macho dengan brewok tipisnya. Diperlakukan demikian, Si lelaki mulai berani, lalu tangan kanannya bergerak pelan ke arah pantat istriku yang padat seksi itu. Mulai dielusnya pelan pantat istriku, dan air mukanya sedikit berubah karena didapatinya istriku memakai G-string.
Kulihat ia berbisik sesuatu kepada istriku, lalu istriku tertawa menengadah sambil tangannya perlahan turun merangkul leher lelaki tersebut. Terlihat begitu mesranya, sehingga bagi orang-orang yang tidak tahu pasti mengira mereka adalah pasangan yang sedang jatuh cinta. Istriku lalu balas berbisik kepadanya, dan.. Hei! Lelaki itu mendekap pantat istriku dengan kuat sehingga dari pinggang ke bawah tubuh mereka menempel erat.
Keduanya lalu bergoyang erotis sambil meliuk-liukan pinggul mereka. Lena, istriku yang cantik, tampak semakin seksi dengan gerakan-gerakan itu. Kulihat semua teman-temanku menelan ludah, baik yang pria maupun yang wanita. Termasuk Carol, yang sudah hilang konsentrasi pada cerutunya itu.

“Gila, gue jadi horny ngeliat bini lu sama tuh cowok.” begitu celetuk Poppy. Kuperhatikan wajahnya memerah dan dadanya naik turun. Mungkin benar, napsunya naik. Kuakui, aku pun demikian.
“Iya nih. Hebat! Gue akuin deh bini lu, broer!” jakun Gary naik-turun. Aku tersenyum saja sambil pura-pura tidak begitu peduli dan menyalakan rokokku. Entah yang keberapa batang.
Gerakan yang memutar itu kemudian berganti. Lena dengan antusias tampak menggosok-gosokkan selangkangannya ke selangkangan lelaki itu, naik-turun, sambil merangkul erat lehernya. Sang lelaki tak mau kalah, mulai menciumi leher mulus istriku perlahan dari atas sampai ke dekat belahan dadanya yang montok, dan sebaliknya..
Begitu terus beberapa saat. Jelas terlihat dari wajah mereka bahwa birahi keduanya sudah memuncak. Tangan kanan Lena terlihat turun ke pantat Si lelaki dan meremas-remasnya kuat. Begitu pula tangan lelaki itu menyengkram erat kedua bongkah padat pantat istriku yang masih bergerak naik turun, perlahan namun pasti.
Makin lama kulihat gerakan Lena makin kuat dan sedikit dipercepat. Wajahnya pun berubah jadi lebih liar dan agak memerah. Dadanya yang padat membusung makin dibusungkan dengan tengadahnya kepalanya ke belakang. Remasan pada pantat lelaki itu makin kuat dan sekarang ia menghisap jari tengah kirinya sendiri. Lena bergerak makin cepat, makin mantap.. Kepalanya semakin jauh terlempar ke belakang.. Hisapan pada jarinya semakin kuat.. Cengkraman pada pantatnya semakin menjadi-jadi.. Dan.. Tiba-tiba pinggulnya berhenti bergerak naik-turun. Terlihat pantat dan selangkangannya berkedutan diatas selangkangan lelaki itu, sambil bibirnya dengan liar mengulum bibir lelaki tersebut yang terlihat agak shock dengan itu semua. Lalu dengan perlahan cengkraman mereka mengendur, namun masih berciuman panjang dan mesra.
Lena, istriku yang sangat kucintai, milikku seorang, mencapai orgasme dengan lelaki lain di lantai dansa sebuah Nite Club dengan disaksikan oleh setidaknya 12 orang. Lima di meja seberang, dan tujuh di meja kami. Hatiku terasa sangat kacau, antara kaget, bingung dan napsu bercampur menjadi satu.
Kuperhatikan Lena berbisik lagi kepada lelaki itu, Si lelaki mengangguk, tersenyum, mencium pipinya. Istriku lalu kembali berjalan pelan ke arah kami. Tanpa berkata apapun ia lalu duduk bersebrangan denganku tepat di samping Poppy, lalu meletakan kepalanya di bahu gadis itu sambil menyender di sofa panjang tempat duduknya. Tak berapa lama, ia tertidur.
Tak ada satupun dari teman-temanku yang berani memandangku, kecuali Carol yang memandangku dengan dingin sekali namun menyelidik. Aku tidak tahu apa arti pandangannya itu. Yang jelas, aku mencoba sekuat tenaga seakan tak tahu apa yang terjadi barusan, walaupun cukup jelas terlihat ada noda basah di gaun Lena, tepat didepan selangkangannya.
“Pop, tolong dong bangunin Lena. Kasihan dia kayaknya capek banget. Kita duluan ya!” begitu rokokku selesai kuhisap, kuminta Poppy untuk membangunkan Lena, memberinya minum segelas air putih dingin, dan aku menggandengnya pulang setelah say goodbye pada kawan-kawanku. Tak sepatah katapun keluar dari mulut istriku.
*****
“Are you OK, babe?” tanyaku pada Lena, tanpa menoleh, dalam perjalanan pulang kami di dalam mobil.
Mobil ini adalah sebuah BMW seri 5 terbaru yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri. This car is a testament to my success, and I’m so proud of it.

“No.” ujarnya lirih. Lho, ternyata ada air mata di kedua pipinya.
“Maafin aku, sayang.. Aku keterlaluan..” tangisnya mulai keras dan terisak-isak.
“That was very wrong, I was so drunk and I am so sorry it happened.” dengan terbata-bata istriku berkata.
“It’s fine, babe. Aku sekarang hanya mau dengar dari kamu sendiri, dengan detail, apa yang terjadi tadi di sana?” kupertegas suaraku.
“I want you to be honest with me, and I will forget it all”.
Lena menunduk sambil masih terisak pelan. Diam seribu bahasa. Sampai akhirnya kami tiba di rumah. Kutekan klakson mobilku pendek-pendek dua kali, dan beberapa detik kemudian pembantu rumah tangga kami terlihat tergopoh-gopoh keluar sambil masih mengantuk. Kulirik jam di mobilku. Pk 2:52 dini hari, nggak heran kalau dia ngantuk.
Setibanya di kamar tidur, kubuka pakaianku satu persatu, lalu masuk ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar. Lena menyusul tak lama kemudian, pada saat aku sedang menyabuni tubuhku. Penisku terasa menegang melihat tubuh telanjang istriku sambil masih terbayang permainannya tadi di Club.
Aku terbayang betapa erotisnya mereka bergoyang dan betapa air maniku juga hampir menyembur tatkala Lena mencapai orgasme. Hentakan dan kedutan pinggulnya yang liar saat dia mencapai puncak birahinya terus menari-nari di kepalaku membuatku tak sadar mengelus sendiri penisku yang 22 cm sudah sangat tegang.
Lena terperangah melihat ulahku itu. Lalu dia mulai mengerti dan tersenyum penuh arti. Dia mendekatiku dan melekatkan payudara montoknya ke punggungku.
“So, that was a turn-on for you, eh?” sambil berkata begitu tangannya mengusap pundakku, terus turun ke lenganku dan bergerak ke arah selangkanganku.
Sampai di sana, tangannya mengambil alih kegiatan tanganku yang sedang mengelus penisku turun naik. Merinding aku dibuatnya, pinggulku sedikit tersentak, dan napasku jadi tertahan. Kepala penisku yang keunguan dan sudah mengeluarkan “pre-cum”nya jadi semakin licin dan nikmat terasa dengan adanya sabun yang dibalurkan istriku.

“Kalau digituin terus, aku bakalan keluar, sayang.” kataku setengah berbisik.
“Kamu seksi sekali tadi. Did you cum on the dance floor?”
“Ehmm.. What do you think?” Lena terus mengocok pelan penisku. Kurasakan air maniku akan segera menyembur. Aku yakin Lena juga merasakannya.
“Sayang, kontol kamu rasanya udah gede banget dan anget. Are you cumming, baby?” Namun begitu Lena malah makin perlahan mengocoknya, dan genggamannya diperlonggar.
Jarinya tiba-tiba menekan pangkal penisku untuk menahan gelombang air mani yang akan segera meluap. Aku jadi blingsatan dibuatnya.

“Aduh, aku udah hampir sampai tuh, tadi.” Aku protes sambil mencoba mengocok sendiri penisku. Tapi tanganku dipegangnya.
“Eit, kamu nggak boleh ngocok sendiri. Sabar dong, sayang. Let’s finish up and go to bed.” Sambil mengecup bibirku ringan, Lena bergegas mandi dan setelah selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya. Ia lalu masuk ke dalam selimut dengan tubuh polos. Aku mengikutinya dengan semangat di sebelah kanannya.
Dengan lembut Lena mengelus penisku yang sudah agak melemah di dalam selimut. Penisku tiba-tiba bangkit kembali dan berdiri dengan tegar. Lena lalu mulai mengocok penisku lagi sambil menghisap dan menjilati puting kiriku. Cairan dari penisku sanaget nikmat dijadikan pelumas oleh istriku. Kurasakan juga kedua biji pelirku dielus dan sedikit diremasnya. Benar-benar gelisah aku dibuatnya.

“Aku bilang sama Adam bahwa dia ganteng, dan aku pingin joget sama dia.” Tanpa ba-bi-bu Lena mulai bercerita. Ternyata lelaki itu bernama Adam.
“Dia OK aja, lalu kugandeng dia turun.” Suaranya mendesah dan setengah berbisik.
Daun telingaku dan leherku diciumi dan dijilatinya lembut. Penisku kurasakan makin tegang dan benar-benar mulai membasah.
“Waktu sedang asik-asiknya berjoget, aku ngerasa tangannya kok jadi berani dan mengelus-elus pantatku. Tapi aku diamkan saja, karena kupikir, ‘Let’s play the game’. Terus terang aku jadi horny digitukan.” Demikian cetus Lena sambil jilatannya mulai turun ke dada dan perutku.
Agak geli rasanya saat perutku dijilatnya, tapi tak lama karena lalu kepala penisku jadi sasarannya.

“Aahh..” setengah berteriak aku merasakan kehangatan mulut istriku yang menjilati dan mulai mengulum kepala penisku.
“Masukkan sampai dalam, sayang.. Oohh.. Hisap, sayang.. Eemmhh.. Eemmhh.. Aahh..” aku mulai meracau merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Mendadak Lena melepaskan penisku dari mulutnya, lalu meludahi kepalanya sedikit sambil terus mengocoknya pelan dan berkata.
“Adam membisikiku katanya ‘kamu seksi sekali. Saya suka wanita yang memakai G-string. Very sexy!’ Aku tertawa saja mendengarnya, tapi senang juga dipuji begitu.”
Tangannya membuat gerakan seperti memelintir naik-turun penisku dan menggenggamnya agak keras, membuatku mendelik-delik keenakan.
“Aku bilang juga sama dia, ‘kamu juga macho banget sih, bikin aku horny aja’. Suaraku kubuat seseksi mungkin supaya dia makin berani.”
Setelah berkata begitu, lagi-lagi penisku jadi sasaran hisapan mulutnya dan jilatan lidahnya. Ohh, nikmatnya tidak terkira.
“Terus terang memekku basah sekali waktu itu. Apalagi waktu kita bergerak-gerak memutar. Aku bisa ngerasin kontolnya Adam menekan clit-ku. Aku jadi sadar kalau dia juga pasti merasakan juga clit-ku di kontolnya. It makes me so horny..” Kulihat jari istriku bermain di kelentitnya dalam posisi menungging. Seksi sekali. Bau kewanitaannya mulai menusuk hidungku dan menambah birahiku.
Aku tak tahan lagi, kurengkuh tubuh istriku, dan saat dia masih dalam posisi menungging, kusodokan penisku perlahan ke dalam memeknya. Ahh.. Basah, hangat dan terasa berdenyut lembut. Kukeluar-masukkan dengan mantap penisku sambil kucengkram pinggulnya erat.
“Oohh, baby.. Fuck me.. Fuck me.. Oouughh.. Enak banget sayang..” Lena terengah-engah dalam birahinya yang liar. Pinggulnya bergerak maju-mundur menambah dalam terobosan penisku dengan sangat erotis.. Buah dadanya berguncang-guncang ke depan dan ke belakang membuatku ingin menjamah dan meremasnya. Namun tanganku malah bergerak ke kelentitnya dan mengosok-gosoknya lembut dengan jari tengahku. Hal itu membuatnya makin berkelojotan.
“Shit.. Baby, aku pingin keluar.. Ooughh.. Cepetin kontol kamu, sayang.. Oohh..” Lena benar-benar mendekati puncak birahinya. Saat kepalanya menoleh kearahku, kusambut & kukulum bibirnya dan kuhentikan gerakanku. Tangan kiriku meremas buah dada kirinya dengan gemas.
“Kok stop, sayang? Ayo dong, sayang..” Lena dengan gelisah berusaha memaju-mundurkan pinggulnya, tapi kutahan dengan sekuat tenaga dengan mencengkram pinggulnya. Tapi aku tetap membiarkan penisku di dalam vaginanya. Kuperhatikan ada cairan putih kental di pangkal penisku yang adalah cairan birahi istriku yang sudah membanjir.
“Continue your story atau aku akan berhenti di sini.” Sambil berkata begitu, aku terus mengosok-gosok kelentitnya pelan untuk membuatnya makin bernapsu. Kuremas lembut buah dadanya dan kumainkan pentilnya yang sudah sangat keras. Kurasakan vaginanya berdenyut pelan beberapa kali.
“Waktu sudah beberapa saat kontol menekan memekku, aku tahu kalau aku nggak akan berhenti sampai aku orgasme. Enak sekali soalnya.” Lena melanjutkan ceritanya. Akupun mulai menggoyang pantatku lagi.
“Aku benar-benar nggak peduli lagi siapa yang ngelihat atau apa yang bakalan terjadi nantinya.”
“Lalu aku putuskan untuk benar-benar mendapat orgasme. Ku cengkram pantatnya supaya lebih mantap dan aku bergerak naik-turun karena dengan begitu aku yakin bisa lebih cepat. Dan Adam mengerti yang aku mau kerena kurasakan dia juga menyengkram pantatku dengan erat sehingga gesekannya sangat terasa..” sambil bercerita Lena memaju-mundurkan pinggulnya menyambut kontolku.
Aku lalu mencabut kontolku dan telentang di ranjang. Lena mengerti maksudku dan dengan cepat menaiki tubuhku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Cairan birahinya terlihat meleleh di paha bagian dalamnya. Tubuhnya yang bergerakn naik-turun-memutar mutar sangat seksi luar biasa dan aku merasa tidak lama lagi akan menyemburkan air maniku di dalam vaginanya. Penisku terasa demikian nikmat di dalam pijatan dan gesekan vagina istriku. Kuremas kedua buah dadanya yang bergelayut manja dan bergoyang kekiri dan kekanan.

“Benar aja, nggak lama kemudian aku ngerasa orgasmeku udah makin dekat dan akupun semakin cepat ingin mencapainya.” Lena melanjutkan ceritanya.
“Oouugghh.. Baby.. I’m cumming.. Oohh, I’m gonna cum.. Yess.. Aagghh..!” Lena berteriak keras saat puncak kenikmatan birahi menyergapnya.
Aku bergerak semakin cepat dan liar. Kuremas pantatnya, dan kusodok-sodokkan penisku dengan cepat ke dalam vaginanya yang berkedutan sangat kuat, berkali-kali.
“Yaahh.. Aagghh.. Oh fuck.. Aku juga mau keluar, sayaang.. Aahh.. Aarrgghh..!! Dengan beberapa kali sodokan kuat dan cepat aku mencapai orgasmeku yang tertunda begitu lama. Tubuhku terasa enteng dan melayang.. Kukeluar-masukkan terus penisku beberapa kali lagi sampai kurasakan tuntas semburan air maniku. Vagina istriku berdenyut-denyut kuat beberapa kali menambah indah orgasme kami.
Lena ambruk di atas tubuhku. Hanya napas terengah kami berdua yang terdengar bersahutan. Tubuh kami terasa licin oleh keringat yang membanjir. Kuelus-elus lembut punggung dan pantat telanjang istriku, sambil kucium kepalanya. Buah dadanya naik-turun seirama dengan napasnya terasa lembut di atas dadaku.
Amat nikmat permainan seks kami kali ini. Mungkin aku akan membuat tantangan-tantangan baru untuk istriku lagi nanti. Hmm.. But it’s a different story!

CERITA DEWASA 4
BERAWAL DARI CHATTING
Pada kesempatan ini aku ingin menceritakan pengalaman bercintaku yang tidak terlupakan. Aku adalah seorang mahasiswa yang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Namaku Valentino dan saat ini usiaku 22 tahun. Menurut temanku meski wajah Chinese-ku ini biasa-biasa saja tapi aku punya daya tarik seks yang cukup tinggi. Tinggi badanku hanya 173 cm dengan berat 71 kg. Aku juga suka olahraga dan wajar saja jika fisikku cukup prima.

Kejadian ini terjadi pada waktu liburan natal 2000 yang lalu. Waktu itu untuk melepaskan kesuntukan karena tidak ada aktivitas, aku memutuskan untuk chatting di warnet di dekat kost. Aku masuk ke channel favoritku yaitu Bawel. Selang beberapa lama ada nick yang invite aku masuk ke channel dia. Dan aku pun masuk aja, cuek.. siapa takut. Ternyata setelah kami ngobrol beberapa lama, dia adalah seorang cewek kampus yang gaul banget. Dari pembicaraannya sepertinya dia bukan orang yang kuper. Namanya Michelle, dan kuliah di PTS juga dan usianya pun sama denganku. Dia mengaku sedang ditinggal pacarnya dan dia masih merasa sedih. Aku berusaha menghiburnya, dan aku pun minta no teleponnya. Dan akhirnya kami saling tukar no telepon.

Esok harinya, aku bangun siang sekali karena kemarin aku chatting sampai jam 1 pagi. Tiba-tiba di kost-ku ada yang manggil, katanya ada telepon untukku. Aku juga bingung siapa yang menelepon, dan setelah kuangkat. Oh, rupanya Michelle yang meneleponku. Hari itu sih hari minggu, dan kebetulan aku lagi tidak ada acara. Michelle mengajakku untuk janjian bertemu dan aku pun menyanggupinya. Kami bertemu di Mall Ciputra, tepatnya di Pizza Hut. Rupanya di sana dia tidak sendirian, dia ditemani tantenya yang cantiknya aduhai dan teman satu kampusnya yang juga tidak kalah cakepnya. Ternyata Michelle ini cantik sekali, tingginya kira-kira 170 cm dan kutebak ukuran branya pasti 36B, sama seperti tantenya.

Kami pun berkenalan. Michelle menyapaku, “Kenalin ini Tante gue.. Ratna dan ini temen gue Shinta..” Kami pun saling berjabat tangan dan terasa tangan mereka sungguh lembut. Setelah itu kami memesan pizza ukuran besar dan sambil menunggu aku terus menatap Michelle, dan dia agak membungkuk sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yang membuat kemaluanku mulai menegang ditambah lagi melihat pahanya yang mulus tanpa cacat juga bibirnya yang ranum dan merekah.

“Kamu lagi liburan kan Val?” tanya Tante Ratna.
“Iya nih.. lagi suntuk, abis gak ada yang bisa dikerjain waktu liburan.” jawabku sekenanya.
“Mmmm, gimana kalau kita bertiga ngerjain kamu, kan katanya kamu gak ada kerjaan?” kata Shinta sambil tertawa menggoda.
“Iya nih, mau gak.. kita bermain-main sedikit?” sambung Michelle.
“Ah kalian bisa aja, bukannya aku yang ngerjain kalian ntar?” godaku.
“Ihhh… kamu bisa aja deh..” bisik Tante Ratna.
“Ya udah, daripada banyak omong, gimana kalau malam ini kita nginap di hotel aja, tuch di seberang resepsionis hotel sudah nunggu kita tuch..” ajak Shinta.

Akhirnya kami sepakat untuk membooking kamar di Hotel Ciputra dan Tante Ratna yang bayar. Kami masuk ke kamar dan aku pun merebahkan badanku ke ranjang, untuk melepas lelah. Aku sempat memejamkan mata sesaat, dan tiba-tiba kurasakan ada yang mengelus-elus sekitar selangkanganku dan ternyata itu si Michelle yang sudah tidak sabar lagi. Dipelorotkannya reitsleting-ku dan dia pun mulai membedah CD-ku yang isinya sudah membengkak karena adikku yang sudah tidak tahan lagi untuk menerobos. “Val, aku mau dong nyobain ngulumin pisang kamu yang cakep ini, boleh kan?” pinta Michelle manja. Tanpa komando langsung dijilatnya ujung kepala kemaluanku. “Ahh.. nikmat sekali..” Belum sepuluh menit, tiba-tiba Tante Ratna sudah telanjang bulat dan mengarahkan kemaluannya ke wajahku. Dan tanpa ragu-ragu kujilat vaginanya yang masih cakep itu. Sementara itu Shanti yang dengan luwesnya setelah selesai mandi mulai naik ke ranjang juga dan meraih kedua bukit Tante Ratna yang sudah menegang putingnya itu karena terangsang oleh jilatanku pada area kewanitaannya.

“Ahhh.. enak sekali rasanya bisa dikerjain mereka bertiga. Michelle dan Tante Ratna dengan buah dada 36B, serta Shanti dengan buah dada 34D, sungguh membuatku tidak bisa berkata-kata selain, “Uh.. oh.. uh.. oh..” Aduh sungguh nikmat. Penisku yang panjangnya 16 cm ini rasanya sudah nikmat sekali dan panas sekali dihisap secara bergantian oleh mereka bertiga. Dan aku pun keluar setelah 20 menit, dikocok dan dijilat secara bergantian. Aku mengeluarkannya di mulut Michelle yang mungil sedangkan Tante Ratna dan Shanti juga tidak ketinggalan membersihkan cairan spermaku yang cukup banyak ini. Setelah itu Tante Ratna datang dan memijat penisku yang sudah mulai loyo hingga berdiri lagi. Ah, belum 2 menit adikku sudah naik lagi akibat pijatan lembut Tante Ratna, sementara itu Shanti dan Michelle bermain berdua, karena mereka ternyata lesbian dan juga biseks.

Tante Ratna kemudian memasukan penisku ke dalam lubang kemaluannya yang sudah penuh cairan cinta itu. Memang sih awalnya agak susah, dan rupanya meski sudah punya suami, Tante Ratna ini kemaluannya tetap sempit dan membuat adikku seolah dipijat dan diremas-remas oleh dinding kemaluannya yang kuat sekali. Sementara itu selang waktu 15 menit, Michelle menghampiriku lagi dan menempatkan vaginanya di atas wajahku untuk dijilat. Dengan posisi berhadapan dengan Tante Ratna, Michelle membantu menjilat puting susu Tante Ratna yang berwarna pink itu. Sementara itu Shanti juga tidak tinggal diam, diarahkannya jariku ke dalam lubang kemaluannya kemudian aku pun mulai tahu maksudnya. Kuobrak-abrik kemaluannya dengan kedua jariku, hingga Shanti menjerit-jerit keenakan.

Akhirnya 10 menit kemudian Tante Ratna berteriak, “Val.. oh.. enak Val.. Tante mau keluar nih..”
“Tunggu Tante aku juga mau keluar, aku keluarin di dalem aja yah? Abis masih ada Mich!Michelle sama Shanti sih, gak bisa bergerak nih..” erangku.
“Ya udah, keluarin di dalem aja.. ohhh… Tante keluar..” desah Tante Ratna.
Akhirnya kami pun keluar bersama-sama. Dan kemudian kami terus mencoba gaya lainnya lagi sampai kurang lebih sudah setengah dua pagi.

Keesokan harinya jam tujuh pagi aku terbangun dan ternyata mereka sudah membuatkan sarapan untukku. Wah tanpa pakaian mereka menyuapiku untuk sarapan dan minum susu. Tapi aku lebih tertarik pada susu mereka. Dengan nafsu mereka menyuapiku dalam keadaan telanjang. Serasa dunia ini seperti di sorga. Michelle mulai menatapku penuh nafsu. “Val, aku pengen lagi nih, habis kemarin belum puas sih.. boleh gak?” tanya Michelle. “Oh.. why not, my soul is your mine.. just do it..” balasku mesra. Akhirnya Michelle mulai menjilati putingku sembari menciumku dan membelaiku. Aku sungguh merasakan kenikmatan dan kelembutan tangannya. Dan di adik kecilku sudah ada Tante Ratna dan Shanti yang tangannya bergerilya dengan penuh nafsu dan membuatku merem melek. Oh.. betapa indahnya dunia.

Kemudian Tante Ratna memijat adik kecilku dengan kedua bukit susunya yang sungguh menakjubkan. Aduh enak sekali dipijat dengan tetek ini rasanya. Aku tidak sanggup lagi untuk menahan semua gairahku. Sementara itu Michelle juga tidak mau tinggal diam lagi. Segera diarahkannya vaginanya ke wajahku dan aku pun menjilat vaginanya yang sudah memerah itu. Dan mulailah suara desahan terdengar dan berpadu membentuk suatu paduan suara yang menggairahkan,, birahiku semakin tinggi.

Setelah selang 15 menit aku mulai mencoba merubah posisiku dan Michelle kubaringkan sementara Tante Ratna dan Shanti asyik bermain berduaan. Kutumpahkan susu sarapanku ke mulut vagina Michelle dan kujilat-jilat vaginanya yang kini sudah menjadi rasa susu itu. Dan Michelle pun mengerang keenakan, “Val, masukin dong… aku udah basah nih.” Dan tanpa ragu-ragu lagi kuhujamkan dengan keras penisku yang 16 cm ini sedalam-dalamnya ke lubang keperawanan Michelle yang merah merekah itu. Aku terus-menerus memompa tanpa henti meski tubuhku dan tubuh Michelle sudah berkeringat semua. Suara desahan demi desahan terus saja keluar dan semakin menggelora semangat dan nafsuku di pagi itu. “Uh.. uh.. uh..” suara-suara itu terus mendesah dan keringat kami terus menetes membuat tubuh kami seperti berkilat keemasan ditimpa seberkas sinar matahari. Tante Ratna pun yang meski sudah cukup berumur tapi tetap saja bugar dan segar. Mungkin semakin tua semakin berpengalaman kali yah? Sedangkan Michelle yang masih muda terus saja menampakkan semangat mudanya dengan jeritan-jeritan orgasme yang sungguh semakin membuatku merasa beruntung, sepertinya sekali mendayung 3 gunung kembar terlampaui. Aku benar-benar dibuat kecapekan. Sungguh liburan yang semula membuat bete menjadi liburan yang penuh kenangan.

Bagi para cewek, atau tante yang mau melampiaskan nafsunya hubungi saja aku via e-mail. Aku sangat senang bisa membantu kalian agar terpuaskan, mau mengalami seperti cerita tadi lewat permainan group juga kuterima. Mau 2 cowok dan 4 cewek juga tidak masalah. Aku sangat terobsesi sekali akan seks sejak pengalamanku. So, sekarang siapa yang selanjutnya mau mendapatkan pengalaman seks yang indah dan tak terlupakan bersamaku, jangan ragu-ragu hubungi e-mailku. Aku senang bisa memuaskan teman-teman cewek sekalian. Bagi yang belum berpengalaman, setelah kita bersama pasti akan menjadi suatu pengalaman yang mengesankan selama hidup. So tunggu apa lagi, kalau ada yang tertarik silakan hubungi aku via e-mail dan segera dapatkan pengalaman menarik bersamaku.

CERITA DEWASA 5
DUKUN PIJAT
Hari ini aku agak sedikit kurang enak badan. Terasa sekali badanku pegal-pegal, namun di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Kucoba bertanya kepada tetangga kanan kiri barangkali ada yang tahu kalau-kalau ada tetangga sekitar yang bisa memijat. Sebenarnya aku tahu bahwa di ujung gang sana ada seorang tukang pijat yang terkenal di sekitar rumahku, tapi laki-laki, namanya Pak Mat. Tidak bisa kubayangkan bahwa tubuh molekku ini bakal dipijat oleh seorang tukang pijat laki-laki, bisa-bisa yang dipijat nanti hanya di daerah-daerah tertentu saja.
Akhirnya aku dapatkan juga seorang tukang pijat wanita. Namanya Mbak Tun yang rumahnya juga tidak begitu jauh dari rumahku. Kucoba untuk mendatangi rumah Mbak Tun yang jaraknya hanya sekitar dua ratus meter dari rumahku. Kebetulan Mbak Tun ada di rumah dan bersedia datang ke rumah untuk memijatku. setelah berganti pakaian dan membawa sedikit perlengkapannya, Mbak Tun mengikutiku pulang.
Mbak Tun usianya masih relatif muda, hanya sedikit lebih tua dariku. Perkiraanku Mbak Tun saat ini berusia sekitar 35 tahun. Namun di usianya yang relatif masih muda itu Mbak Tun sudah menjanda. Ia hidup bersama ibunya, satu-satunya orang tuanya yang masih tersisa.
Mbak Tun sudah 6 tahun bercerai dengan suaminya yang telah kawin lagi dengan wanita lain karena perkawinannya dengan Mbak Tun tidak dikaruniai anak. Cerita tentang Mbak Tun ini kuperoleh dari Mbak Tun sendiri saat memijat tubuhku. Sambil memijat Mbak Tun bertutur tentang kehidupannya padaku.
Walau tinggal di Surabaya, Mbak Tun tetap seperti layaknya orang udik, pengalamannya masih sedikit sekali soal dunia modern, namun untuk urusan sex sepertinya Mbak Tun punya cerita tersendiri. Semuanya akan kukisahkan pada ceritaku kali ini.
Sesampai di rumahku, Mbak Tun kuajak langsung masuk ke kamarku yang sejuk ber-AC. Suhu udara di luar sana bukan main panasnya, beberapa bulan terakhir ini kota Surabaya memang sedang dilanda cuaca panas yang luar biasa, konon panasnya mencapai 37 derajat celcius.
Kubuka kancing hemku dan kutanggalkan hingga bagian atas tubuhku yang mulus terpampang dengan jelas sekali. Payudaraku tampak segar dan ranum dengan ujung puting susuku yang bersih berwarna merah muda sedikit kecoklatan. Rok miniku juga kutanggalkan.
Kini tubuhku sudah hampir telanjang bulat, hanya tersisa CD yang kukenakan. Mata Mbak Tun tampak terkagum-kagum pada bentuk tubuhku yang ramping dan sexy, terlebih saat melihat bentuk CD-ku yang mini itu. Aku saat itu memakai G String berenda yang ukuran rendanya tak lebih dari seukuran satu jari melingkari pinggangku, selebihnya sepotong rendah yang tersambung di belakang pinggangku, turun ke bawah melewati belahan pantatku, melingkari selangkanganku hingga ke depan. Tepat di bagian vaginaku, terdapat secarik kain berbentuk hati kecil yang keberadaannya hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku.
Lalu aku tengkurap di tempat tidur dengan hanya memakai CD. Mbak Tun mulai memijat telapak kaki, mata kaki, betis, naik lagi ke pahaku. Awalnya aku biasa-biasa saja, pijatan tangannya juga terasa pas menurutku, tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras yang dapat menyebabkan terasa lebih sakit setelah dipijat. Menurutku, cara memijat Mbak Tun cukup baik. Setelah memijat kaki kanan, kini Mbak Tun berpindah memijat kaki kiriku, urutannya seperti tadi. Kini giliran pahaku bagian atas yang dipijat juga kedua belahan pantatku.
“Mbak! CD-nya kok modelnya lucu ya?” tanya Mbak Tun lugu mengomentari bentuk CD-ku.
“Emangnya kenapa Mbak Tun?” tanyaku padanya.
“Oh enggak Mbak! Kalau dipakai kok seperti tidak pakai CD aja ya? Bokong (pantat) Mbak tetap kelihatan, dan bagian depannya, jembut (bulu kemaluan) Mbak juga kelihatan, Hii.. Hii.. Hii..! Kalau aku sih tidak berani pakai CD yang model begitu”, oceh Mbak Tun masih mengomentari bentuk CD yang kupakai saat itu.
Sambil mengngoceh dan bercerita, tangan Mbak Tun tetap memijat pahaku. Yang kini dapat giliran adalah pahaku bagian atas, tepatnya di daerah pangkal paha dan belahan pantatku. Aku sengaja tidak menjawab ocehannya karena aku ingin menikmati pijatannya. Sambil sedikit tiduran, mataku kupejamkan saat dipijat Mbak Tun.
Letak kedua kakiku dibentangkan terpisah agak lebar sehingga posisi pahaku terbuka. Mbak Tun memijat bagian dalam pahaku yang bagian atas dekat selangkanganku hingga aku merasakan sedikit geli, tapi enak sekali. Selain pegalku di bagian kaki dan paha mulai sedikit berkurang, aku juga mulai merasakan horny, apa lagi saat jari-jari Mbak Tun memijat bagian pangkal pahaku. Jarinya sempat menyentuh gundukan vaginaku hingga rasanya ujung CD-ku mulai lembab. Untungnya Mbak Tun sudah mulai pindah posisi memijat punggungku, naik ke leher dan berakhir di kepalaku.
Selesai memijat bagian belakang tubuhku, Mbak Tun mengambil body lotion dan dioleskannya ke kaki dan pahaku. Rasanya sedikit dingin saat mengenai kulitku. Kalau tadi memijat, kini Mbak Tun ganti mengurut tubuhku mulai dari telapak kaki, betis hingga pahaku. Kembali saat mulai mengurut pahaku bagian atas aku merasa geli, terlebih saat paha bagian dalamku yang diurut olehnya.
“Mbak! CD-nya dilepas aja ya, toh percuma pakai CD cuma sepotong begitu, lagian kita kan sama-sama wanita dan tidak ada orang lain di kamar ini, soalnya nanti kena hand body nyucinya susah”, pinta Mbak Tun padaku.
Tanpa menjawab, kumiringkan sedikit tubuhku sambil sedikit membungkuk. Kubuka CD-ku dan kulepas dengan bantuan ujung kakiku. Kini aku telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku. Posisiku kembali tengkurap menunggu tangan Mbak Tun kembali mengurut tubuhku.
Mbak Tun kembali ke tugasnya mengurut bagian bawah tubuhku yang sudah dilumuri body lotion tadi. Jarinya kembali bersarang di pangkal pahaku bagian dalam, sambil sekali-sekali mengurut kedua gundukan pantatku. Aku tidak hanya merasakan pegalku mulai berkurang, namun aku juga merasakan seperti ada suatu rangsangan tersendiri menyerang tubuhku bagian bawah.
Mulutku menggigit bantal yang kupakai untuk menopang daguku saat tengkurap karena menahan rasa geli di selangkanganku, manakala jari tangan Mbak Tun menyentuh bibir vaginaku. Terkada sentuhannya masuk lebih dalam lagi hingga menyentuh celah belahan bibir vaginaku.
Terus terang liang vaginaku mulai basah hingga cairan bening tak terbendung mulai membasahi liang dan dinding dalam vaginaku. Saat mengurut gundukan pantatku, seakan dengan sengaja jari Mbak Tun disentuhkannya ke vaginaku kembali hingga ujung jarinya sempat menyenggol ujung klitorisku.
Aku jadi tersiksa sekali karena menahan hasrat birahi yang timbul akibat sentuhan tangan dan jari Mbak Tun saat memijat dan mengurut bagian bawah tubuhku. Untungnya urutan Mbak Tun segera pindah ke punggungku, terus naik ke leher dan kembali berakhir di kepalaku.
Kalau di bagian atas tubuhku, aku masih tidak merasakan suatu rangsangan seperti tadi. Namun rupanya setelah selesai memijat kepalaku, Mbak Tun kembali memijat dan mengurut kedua bongkahan pantatku, yang tentunya pangkal pahaku kembali menjadi sasarannya pula.
Aku tak kuasa menolak, karena selain kupikir Mbak Tun toh juga seorang wanita, dan juga normal karena pernah bersuami walau sudah lama bercerai. Aku toh akhirnya juga menikmati semua sentuhan tidak disengaja maupun mungkin disengaja saat jari-jari tangannya mengusap bagian luar vaginaku. Sampai akhirnya aku benar-benar tidak tahan lagi.
“Sudah! Cukup! Terima kasih ya Mbak”, ujarku akhirnya.
“Kok sudah toh Mbak?”, Tanya Mbak Tun padaku.
“Bagian depannya belum diurut lho! Ayo telentang Mbak, kuurut sebentar perutnya supaya ususnya tidak turun”, tambah Mbak Tun dengan sedikit memerintah.
Herannya aku menurut juga. Dan lalu aku pun telentang di hadapan Mbak Tun. Mbak Tun mulai kembali mengolesi body lotion ke bagian dada dan perutku. Mbak Tun langsung mengelus bagian atas dadaku dekat leher sedang jarinya mengurut ke bawah ke arah payudaraku. Kemudian area sekitar payudaraku juga diurut lembut mirip elusan. Aku yang sudah horny sejak tadi jadi lebih blingsatan lagi hingga akhirnya aku tidak tahan untuk tidah mengaduh.
“Aduuh! Geli Mbak!” protesku, tapi Mbak Tun diam saja sambil terus mengurut pinggiran payudaraku.
Kemudian perutku diurut dari setiap penjuru mengarah ke pusar. Kini giliran pahaku diurut oleh Mbak Tun. Cara mengurutnya naik ke atas menuju pangkal paha, letak kakiku dipisahkan agak lebar sehingga posisiku lebih terkangkang lagi. Mbak Tun terus mengurut pahaku. Saat mengurut bagian dalam pahaku, aku menggeliat tak karuan.
Kemudian Mbak Tun mengurut mulai tepat di atas vagina menuju pusarku. Katanya ini adalah untuk menaikkan usus dalam perutku agar supaya tidak turun ke bawah. Aku diam saja tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun, terus terang pijatannya memang enak hingga pegal yang ada di tubuhku sedah tidak terasa lagi. Namun selain itu aku juga mendapatkan rangsangan seksual dari cara Mbak Tun mengurutku.
“Sudah, sekarang yang terakhir” kata Mbak Tun sambil membuka lebar pahaku.
Mbak Tun berpindah posisi duduknya. Kini dia berjongkok tepat di hadapan selangkanganku yang terkangkang lebar. Kedua tangannya secara bersamaan mengurut kedua pahaku, dari arah lutut menuju selangkangan hingga aku jadi menggeliat tidak karuan menahan geli.
Kemudian kedua ibu jarinya mengurut-urut celah lipatan selangkangan dekat vaginaku dengan cara mengurutnya dari bawah ke atas terus berulang-ulang. Bibir vaginaku menjadi saling gesek karenanya hingga rangsangan dahsyat melanda bagian bawah tubuhku dan akhirnya aku tak kuasa lagi mengendalikan nafsu birahiku sendiri hingga tanpa perlu merasa malu lagi pada Mbak Tun, jariku kuarahkan ke klitorisku dan terus kugosok-gosokkan sambil mengangkat dan menggoyang-goyang pantatku.
Aku akhirnya orgasme di hadapan Mbak Tun. Persetan kalau mau dia tertawa, bathinku. Namun ternyata Mbak Tun tetap cuek saja sampai aku selesai melepaskan orgasme. Lalu kubayar ongkos Mbak Tun memijatku dan kuminta dia untuk pulang sendiri.

CERITA DEWASA 6
PENGALAMAN
Cerita ini adalah kisah nyata hidupku yang tega mengkhianati saudara sendiri. Pengalaman seru bersama kakak ipar membuatku lupa bahwa dia adalah suami kakakku yang telah membiayai diriku sampai dewasa. Kini yang tersisa adalah penyesalan meskipun godaan dari kak Dody selalu membuat imanku goyah.
 Aku menemukan situs ceritacurhat.com secara tidak sengaja ketika sedang mencari-cari informasi lowongan pekerjaan. Kupikir ini adalah situs cerita dewasa ternyata setelah kubaca enak juga, isinya curhatan semua. Dan akupun berpikir untuk menulis sedikit kegundahan hatiku disini.

Aku tahu, masalahku bermula dari kondisi ekonomiku yang sangat pas-pasan yang membuatku numpang tinggal di rumah kak Dewi untuk menghemat pengeluaran. Dan tanpa aku sadari, keputusanku ini adalah awal cerita dari rentetan kisah hidupku yang begitu kubenci tapi tak bisa kutinggalkan.

Ceritaku bermula ketika aku memutuskan tinggal di rumah kak Dewi yang berada di tengah kota. Sejak melahirkan bayinya yang pertama, kak Dewi kewalahan mengatur waktunya antara suami, anak, rumah dan pekerjaannya di kantor.

Aku yang saat itu masih berstatus sarjana muda tidak berpikiran untuk mencari pekerjaan, waktu itu kupikir mencari uang adalah kewajiban suami dan tugas istri adalah menjaga rumah dan mendidik anak. Keinginanku untuk ikut kak Dewi diterima baik olehnya dan kak Dody, suaminya. Hitung-hitung aku mengisi waktu daripada di rumah saja tidak ada kegiatan. Aku pikir aku sudah dewasa jadi bisa menentukan hidupku sendiri, lagian tentu menyenangkan bisa bermain-main dengan kemenakan yang lagi lucu-lucunya.

Teman-temanku menyebutku cantik dan mudah bergaul, itulah mungkin yang membuatku cepat akrab dengan orang disekitar, kemenakan dan suami kakakku juga akrab denganku. Aku tidak terburu-buru ingin menikah sebab selama ini pria-pria yang kukenal selalu minta yang aneh-aneh. Aku wanita normal dan sudah dewasa, tentu saja butuh seks tapi aku tidak pernah memiliki niat melakukannya dengan pria yang bukan suamiku. Meski banyak teman yang bercerita aktifitas seks mereka tapi tidak membuatku tertarik melakukannya.

Aku senang di rumah Kak Dewi, suaminya juga tidak membatasi gerakku, bahkan kak Dody sering memberiku uang untuk keperluan pribadiku, aku jadi tambah semangat di rumah mereka. Di rumah kak Dewi semua fasilitas lengkap dan bisa kugunakan, bahkan aku diajar mengendarai mobil oleh kak Dody, katanya supaya aku bisa ke supermarket untuk belanja sendiri. Jika kak Dewi dan suaminya ke kantor, akulah yang menguasai rumah, aku bisa nonton dvd atau makan sepuasnya, yang penting aku bisa menjaga kemenakanku dan kebersihan rumah.

Pekerjaanku bisa dikatakan mudah sebab aku sudah terbiasa di rumahku yang dulu, sejak kecil sampai dewasa aku memang dididik untuk disiplin bekerja. Menjaga anak kecil usia dua tahun paling cuma menyiapkan susu dan makanan, atau kalau menangis cukup digendong atau di ayun. Yang paling berat adalah menyiapkan makanan untuk kak Dewi dan suaminya. Aku tahu mereka pasti lapar sepulang kerja, jadi sebisa mungkin segala tetek bengek makanan sudah harus selesai sejak maghrib.</p>
<p>Aku juga diberi uang bulanan yang cukup, bukan hanya oleh kak Dewi tapi juga kak Dody, mereka memang pasangan yang sangat baik. Jumlahnya lumayan untuk beli baju dan kosmetik. Mereka bahkan bilang kalau aku boleh tetap tinggal di rumah mereka meskipun nanti aku sudah menikah. Rumah kak Dewi memang sangat luas dan sangat bisa ditinggali oleh dua keluarga. Kamarnya saja ada tujuh buah, ditambah ruang tamu dan keluarga yang lumayan besar membuat rumah terasa sepi jika hanya mereka yang tinggali.</p>
<p>Bencana menimpaku saat aku memasuki bulan ke sepuluh di rumah kak Dewi. Saat itu suami kak Dewi kecelakaan, pembaca yang di Jakarta pasti tahu kecelakaan yang dialami kak Dody karena beritanya sangat luas waktu itu. Luka kak Dody termasuk parah karena kakinya patah sehingga dia harus istirahat total di rumah selama tiga bulan. Karena kak Dewi bekerja, maka akulah yang melayani kak Dody di siang hari. Semua kebutuhan kak Dody aku siapkan mulai dari makan, minum sampai mengantarnya ke toilet untuk buang air kecil. Kak Dewi memang wanita karir, ia baru tiba di rumah setelah malam tiba, bahkan terkadang sampai pagi.</p>
<p>Dari keseringan menemani kak Dody aku merasa ada yang aneh, diam-diam kak Dody selalu memperhatikanku dengan seksama, caranya memandang tidak seperti biasanya, aku bahkan tahu dia sedang menatap bokongku jika aku membelakanginya. Aku sadari itu tapi aku berusaha menyembunyikannya dan bertindak biasa saja. Lama kelamaan kak Dody semakin berani, secara sengaja dia sering memegang tanganku atau bahkan merayuku. Aku hanya diam dan berusaha menghindar, aku selalu ingat kak Dewi dan kupikir itu cuma gurauan kak Dody semata.</p>
<p>Hingga suatu siang, ketika aku terlelap di kamarku, aku merasa ada beban yang sangat berat menindih tubuhku. Aku kaget dan berusaha melepaskan diri, tapi semakin aku bergerak semakin sulit aku bergerak, bahkan pakaianku bagian bawah sudah lepas tanpa aku sadari. Tidak kuasa aku melawan dan akhirnya mas Dody&#8230;.</p>
<p>Itulah awal petualangan seru yang kualami bersama mas Dody, kakak iparku sendiri. Hubungan terlarang itu masih sering kujalani bersamanya sampai sekarang, tidak ada lagi keinginan berontak seperti dulu, aku lupa kalau kak Dody adalah kakak iparku. Kami melakukan hubungan dewasa itu seperti tak ada batasnya. Jika mengingat kak Dewi aku menangis dan meraung, aku merasa berdosa. Aku menangis setiap malam, memohon ampun dan memohon diberi kekuatan untuk bisa melepaskan diri dari kak Dody.

Sekarang aku berusaha sekuat tenaga menghindari kakak iparku, meskipun godaan seksual darinya sangat kuat, aku harus bisa meninggalkan kak Dody demi kebahagiaan kakakku. Semoga aku diberi kekuatan dan kepada pembaca ceritacurhat.com aku ucapkan terimakasih telah membaca cerita ini. Aku mohon doa dan masukan dari semua rekan pembaca.

CERITA DEWASA 7
KISAH SEMASA KERJA
kisahku ini berawal dari semasa aku kerja di pulau bali sebagai pembantu rumah tangga, ya sebenarnya kisahku ini sangat menyedihkan sekaligus menyenangkan. singkat cerita aku bekerja di tempat bule asal australia. pada suatu malam setelah aku beres bersih-bersih rumah seperti biasa, keadaan rumahnya sih sangat sepi karena majikan perempuan saya dan anak-anaknya sedang berada di australia hendak mengurusi pendidikan anak mereka yang mau masuk ke bangku junior high school. oh ya, nama saya sri sulastri sebut saja namaku sri aku berasal dari banyumas jawa tengah, ya gara-gara faktor ekonomi aku harus jadi pembantu rumah tangga. kembali ke majikan saya yang tadi, majikan saya yang laki-laki biasanya belum pulang jam segini, tapi kali ini dia tumben jam setengah enam sudah ada di rumah. saya sangat risih sekali tinggal berdua saja dengan majikan saya, gerak geriknya sangat aneh mondar-mandir di depan kamar saya, "sri, please come here" terdengar suara majikan saya memanggil, oh ya saya hampir lupa bahwa nama majikan saya ada lah john. "ya mister" jawab saya langsung menghampirinya. "tolong dong kerokin saya, kayaknya saya lagi masuk angin nih" kata mr john dari dalam kamarnya. sebenarnya sih dia lancar berbahasa indonesia tapi dengan logat bulenya. dengan secara perlahan saya membuka pintu kamarnya, tapi mr john tidak ada di kamarnya. kemena ya mr john gumamku dalam hati. kemudian aku melangkahkan kakiku mencari keberadaan mr john, tiba-tiba terdengar suara pintu ada yang menutup dengan cepatnya. aku berbalik kaget tanpa ku sangka mr john sudah berada di balik pintu dan tanpa mengenakan sehelai kain pun menutupi tubuhnya sementara itu kulihat juga tombak ajaibnya mengacung besar kekar dan panjang pokoknya bukan ukuran orang indonesia deh. aku berbalik menutup mataku, tapi tiba-tiba kurasakan mr john merangkulku dari belakang dan ku rasakan tombak ajaibnya menyerodok bagian belakang bokongku. aku berusaha berontak sekuat tenaga tapi apalah daya perawakan mr john terlalu besar dan secepat kilat aku dibantingkan di atas kasur dan secepat kilat mr john melucuti helai demi helai baju yang aku kenakan seperti orang kesurupan. aku sungguh-sungguh takut dan bercampur malu pada saat itu, aku memejamkan mata sambil berlinang air mata. beberapa saat kemudian suasana menjadi hening tapi sesuatu yang aneh tengah terjadi di selangkanganku yaitu martabakku seperti ada yang menghisap hisap,sungguh aneh sekali rasanya geli-geli tapi bercampur nikmat, sungguh keadaan yang dilematis di satu sisi aku tidak ingin perkosaan ini terjadi tapi di sisi lain aku menikmati perkosaan in. selang beberapa menit kemudian tombak ajaib mr john ditujukan kedalam lubang martabakku yang masih sempit karena masih perawan. "jangan mister, jangan" pintaku dengan histeris. tapi mr john tak menghiraukan permintaanku, malahan dengan buasnya dia menancapkan tombak ajaibnya kedalam lubang martabakku sehingga ku rasakan sakit yang teramat sangat dan darah mulai bercucuran melumuri tombak ajaib mr john, sepertinya martabakku sudah mulai sobek. aku menjerit sekuat-sekuatnya menahan rasa sakit itu, tapi mr john masih saja terus memompa tombak ajaibnya keluar masuk dengan garangnya. pertama-tama memang hujaman dan ayunan tombak mr john membuat martabakku teramat sakit, tapi lama-kelamaan ku rasakan suatu hal yang belum pernah ku rasakan seumur hidupku, aku dibuatnya melayang ke angkasa, sepertinya memang benar ada yang bilang bahwa ini adalah sorga dunia. perlahan tapi pasti aku mengimbangi hujaman demi hujaman tombak ajaib mister john dan sepertinya rasa sakit yang ku rasakan kini berganti menjadi kenikmatan tiada tara. kira-kira hampir setengah jam kamu berpacu dengan hujaman, pompaan. dan keringatpun sudah membanjiri tubuh kita masing-masing, bahkan diantara selangkangan kita terdengar suara yang berdecak cplak-cplok. huh sungguh saat-saat yang tak terlupakan. tiba-tiba beberapa saat kemudian tubuhku mulai mengejang keras bagaikan membatu dan kurasakan tubuh mr john mengalami hal yang serupa, "kayaknya aku mau keluar nih sri" kata mr john sambil merem melek. aku tidak tahu apa yang dimaksud mr john yang mau keluar. tiba-tiba tanpa terduga cairan putih muncrat dari ujung tombak mr john yang masih berasa di dalam lubang martabakku, cairan itu terasa hangat sekali membanjiri liang martabakku. kemudian aku juga merasakan hal yang sama, rasanya ada yang mau munycrat dari dalam liang martabakku yang sulit untuk dibendung lagi. dan akhirnya kita berdua mengeluarkan lahar bersama-sama. kemudian dengan secepat kilat mr john terpelanting disampingku dengan tombak ajaibnya yang masih mengacung dan terlentang bebas. sungguh aku tak kuasa menahan kenikmatan yang disuguhkan oleh mr john. dengan secepat kilat aku langsung lari dari kamar mr john entah karena malu atau apa aku juga nggak ngerti. kemudian hari hari berikutnya kami berdua mulai sering-sering melakukan hal tersebut. kayaknya aku mulai kecanduan dan menjadi maniak.

CERITA DEWASA 8
PERAWAN
Malam minggu malam yg ditunggu tunggu para remaja untuk berwakuncar…banyak remaja yg membawa pacarnya ke mall ,bukan untuk membelikan sang pacar barang mewah tapi hanya sekedar meneraktir pacar ke bioskoop atau makan di kedai makan yg jumlahnya cukup banyak di setiap mall…tapi bagaimana klo lagi jomblo seperti gw saat ini…? no problem…malam ini walaupun gw sendirian pasti gw pulang ama cewek ,paling enggak sama bispak….hehehee…tapi nasib memang lagi mujur.. saat gw menunggu empek empek yg baru gw pesen tiba tiba datang dua orang gadis remaja 17 /18 tahunan duduk di dekat meja gw…sambil cekikikan…mereka melirik ke arah gw….wah bispak neh pikir gw….yg satu berambut panjang, susunya gede banget….yg satu berambut pendek sebahu, susunya sedang sedang aja…tapi dua duanya berkulit kuning bening…dan berwajah manis…setelah berkenalan yg berambut panjang namanya yuni dan yg berambut pendek nita…mereka blom punya pacar( gleg gleg….perawankah …gleg )
Setelah makan bersama gw ajakin mereka untuk nonton film di salah satu bioskop yg ada di mall itu…dan mereka mau aja asal di bayarin….
Didalam bioskop gw duduk di tengah nita di sebelah kanan dan yuni di sebelah kiri…baru lima menit film nya di putar tangan gw mulai bergerak …jatuh di bahu mereka trus turun kebawah ,pertama tangan yg kanan meremas susu nita yg ngak terlalu besar tapi sangat kenyal…wow…nita ngak marah malah diem aja menikmati remasan gw…trus tangan kiri gw juga ngak mau kalah meremas susunya sih yuni yg besar itu….kenyal,besar..wow … yunipun ngak marah malah kayaknya ketagihan untuk diremas lebih lanjut…. akhirnya gw ngak tahan lagi gw bilang sama mereka kita keluar aja yuk…film nya ngak rame ini…. kata gw lagi dan merekapun setuju….sampai di mobil mereka bilang nita ngak bisa ikut mau pulang aja…. karena sakit perut lagi mens seh…katanya …lalu gw anterin kerumah sih nita…
tinggal si yuni neh…gw bawah ke hotel salak..di bogor…chek in….trus masuk kamar….sambil minum bier yuni menari nari depan gw…gw biarin dia minum dua botol heineken bier…trus dia mulai membuka bajunya wow…dua buah gunung mencuat kedepan di bungkus bHnya yg tipis…gw samperin dia gw remes remes lagi susunya yg mengkal itu dengan lincahnya gw buka tali bhnya …susunya yg besarpun terpampang bebas di depan mata gw …puting yg ke merahan itu gw masukin kemulut gw….dengan lidah gw gw isepin…sampai dia membesar dan mengeras…hhhsst…geli….hsst cuman itu yg keluar dari mulut yuni….trus gw prosotin roknya….cdnya …sekarang yuni terlanjang bugil…..bulu jembutnya blom begitu banyak…yg membuat kontol gw ngaceng….blom sempet gw rabah buljemnya yuni sudah berjongkok didepan gw memberikan blowjob…wow….kontol gw di pegangnya sambil lidahnya bermain di kepala kontol gw….wow…sadapppppppnya…..kelur masuk mulut yuni yg hangat diputerin lidahnya di kepala kontol gw di masukin lagi kedalam mulutnya….biji peler gw sekali sekali di ciumin..wow komplit banget..akhirnya gw ngecrot di mulutnya….sperma putih membasahi mulut yuni yg mungil itu….trus gw suruh dia rebahan di kasur….sekarang giliran gw beraksi…gw buka celahan bibir memeknya yg masih berwarna pink yg sudah mulai mengkilat oleh cairan birahinya….gw masukin lidah gw…gw cari itunya dengan lidah gw…gw jilatin itilnya sampai dia menjerit menahan orgasme…sambil tangannya meremas rambut gw….trus gw amabil posisi…gw naik ke atas ranjang …gw buka pahanya lebar lebar….gw bawah kontol gw kecelahan memeknya …gw gesek gesekin di celah celah memeknya itu…husssst…hhhssst…aaghhh…rintihan nya mulai terdengar..gw terusin sampai memeknya menjadi banjir cairan pelumas yg hangat dan bening itu….baru gw tekang ke arah lobang nya yg masih kecil itu …tapi baru sampai kepalanya saja yg masuk yuni mulai menjerit aauggh… pelan pelan ….kamu yg pertama..wah…masih perawan neh…ngak di sangka gw dpt perawan lagi….pelan pelan gw tarik kontol gw trus gw dorong lagi sampai permukaan lobangnya….akhirnya yuni bisa lagi menikmati permainan gw…dan lobangnya semakin becek dan licin…. sampai akhirnya gw ngak tahan …gw dorong semua kontol gw kedalam memek perawan yuni yg sempit itu…yuni menjerit..auughh sakit….sambil mencubit tangan gw….augh….augh…dan darah perawan yuni membasahi kontol gw….gw tarik pelahan lahan keluarlah beberapa tetes darah dari memeknya membasahi sprei rajang hotel salak…pelahan tapi pasti gw mulai mengoyangkan kontol gw…dorng masuk tarik lagi mulanya pelahan lalu semakin lama semakin cepat sampai yuni ngak merasa sakit lagi…dan memeknya semakin licin gw dorong dengan cepat kedalam keluar kedalam keluar….erangan sakit yuni berubah menjadi erangan nikmat…hhsst….trus…. yg dalem….trus…..hhssstt….gw berubah posisi menjadi seperti org berpush up…sehingga kontol gw bisa masuk kedalam semuanya…urat urat di sekitar kontol gw membuat yuni menjadi tambah nikmat…..uugh hhsst…aagh…. jeritnya…yaaay yyaaa….yuni sudah mencapai puncak kenikmatannya di susul sama gw….dua macam cairan hangat bersatu di dlam satu lobang….woow..nikmatnya……gw cabut kontol gw…bersamaan dengan keluarnya kontol gw keluar juga cairan hangat bercampur darah perawan dan sperma gw..dari memeknya…. hhmm ternyata dugaan gw salah dia bukan cewek bispak ,cuman cewek yg lagi jomblo kayak gw….yg sama sama butuh….ke esokan harinya…. gw bawah dia kerumah nita…sejak saat itu yuni dan nita menjadi temen seks gw ….kadang kadang kita main trio…..nita sampai saat ini blom gw perawanin….tunggu sampai memek yuni ngk sempit lagi baru nita gw perawanin…. saat ini cukup dengan lidah saja….ehhehheh….

CERITA DEWASA 9
PESTA
Namaku Sonny, dulu sewaktu masih SMP ada beberapa teman wanita yang naksir denganku, maklumlah waktu itu aku bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-perempuan tersebut adalah Rere, Vinvin yang ada hubungannya dengan ceritaku ini.Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta yang kebetulan aku termasuk eksekutif muda. Nah, bulan Mei 99 kemarin, aku ada meeting di Surabaya dan kebetulan hari itu ulang tahun Rere (Rere termasuk wanita yang lumayan tingginya 170, branya 36 dan bodinya itu tuch yang semok alias seksi montok). Sehabis meeting, aku iseng menelepon Rere dan dia mengundangku datang ke rumahnya. Kemudian aku langsung saja cabut ke rumah Rere, eh nggak tahunya di situ ramai juga teman-temennya yang datang, termasuk Vinvin.
Acara pesta tersebut berlangsung sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Rere cerita kepadaku kalau minggu depan dia mau menikah terus Vinvin minggu depannya lagi, lalu Rere cerita masa-masa dia naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat. Maklumlah sudah 2 tahunan nggak jumpa. Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan buatku untuk tinggal lebih lama. Langsung saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementara di rumahnya tinggal Vinvin saja yang belum pulang dan orang tuanya juga nggak ada.
Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali-sekali melirikku, aku sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahunya si Vinvin main serobot saja. Dari belakang Vinvin langsung memelukku dan meng-kiss pipiku (Vinvin nggak beda jauh sama Rere, bedanya mata Rere kebiru-biruan sedikit dan lebih hitam dari Vinvin). Punggungku terasa ada benda kenyal yang bikin aku naik. Habis itu Vinvin membisikkan kalau dia masih kepingin denganku, terus aku responin juga kalau aku kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mungil kemerah-merahan itu. Vinvin langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memelukku dari belakang tapi tangannya sudah langsung menggerayangi penisku, dalam hati ini anak kepingin di embat nich.
Aku lihat Rere disampingku bengong saja dan cemberut merasa kalah duluan. Terus Rere pergi sebentar, aku masa bodoh saja, kutarik si Vinvin ke pangkuanku dan bibirnya masih kulumat habis. Gila! nafsunya besar sekali! Setelah itu kualihkan dari bibir, kukecup terus ke bawah sambil tanganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal. Pas kukecup di belahan buah dadanya, Vinvin berteriak,
“Sstt aahh…” dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya sekalian.
Kelihatan buah dadanya menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah dadanya sampai dia menggelinjang keenakan.
“Ssstt… sstt… aahh…”
Setelah itu tanganku pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya. Dia pun kelihatan bugil tapi masih pakai CD.
Terus Rere datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarnya saja. Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Vinvin sambil buah dadanya terus kuhisap ke dalam kamar Rere. Terus aku telentangin Vinvin di tempat tidur Rere, aku lihat Vinvin sudah pasrah menantang, langsung saja kubuka CD-nya, ehh ternyata bulu Vinvin rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama CD-ku sampai aku bugil ria.
Terdengar teriakan Rere kaget melihat penisku sepanjang 22 cm dan gede banget katanya sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Vinvin. Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina Vinvin, uhh seret banget, dan kulihat Vinvin menggigit bibirnya dan berteriak,
“Aakkhh… eegghh….”
Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas sprei. Rupanya dia masih Virgin sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya saja Vinvin sudah teriak. Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kusodok lebih keras, Vinvin langsung saja teriak kencang sekali. Masa bodoh, aku teruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku seperti diremas-remas dan hangat-hangat basah.
Sambil menarik napas, kulihat kalau Vinvin sudah agak tenang lagi, tapi rupanya dia meringis menahan sakit, kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik penisku pelan-pelan dan kelihatan sekali vagina Vinvin ikut ketarik terus kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-pejam keenakan sambil teriak,
“Sstt… aahh… sshh… egghh…”
Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja aku sodok lagi ke vaginanya sekeras-kerasnya,
“Bleesshh”
Vinvin berteriak, “Aaahh…”
Kira-kira 5 menitan vagina Vinvin terasa seret. Setelah itu vaginanya baru terasa licin hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku semakin kupercepat sampai Vinvin kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Vinvin kurang agresif. Terus kusuruh Vinvin menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti gerakanku. Baru beberapa menit Vinvin sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau orgasme. Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Vinvin berteriak kencang sekali sembari memelukku kencang-kencang, lama sekali Vinvin memelukku sampai akhirnya dia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih menancap di vaginanya.
Sekilas kulihat kalau Rere melihatku sambil menggigit jarinya, terus Rere mendekati kami berdua kemudian bertanya
“Bagaimana tadi?”

Aku senyum saja sambil penisku masih kutancapkan di vagina Vinvin, terus Rere duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku. Aku iseng, kupegang tangan Rere terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja. Setelah itu kutarik dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentangi di atas perut Vinvin tapi penisku masih tetap menancap di vagina Vinvin, tidak ketinggalan kuremas-remas buah dada Rere sambil matanya terpejam menikmati lumatan bibirku dan remasan tanganku.
Sementara si Vinvin mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya sempoyongan seperti vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Rere sementara tangannya sudah merangkul tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang kegelian. Terus kuraba CD-nya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celananya sampai Rere benar-benar bugil. Terus aku suruh Rere pegang penisku sampai muka dia kelihatan kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan. Setelah itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya.
“Aku mo lu apain sih?” tanya Rere.
“Pegang penis gue Re”. aku suruh Rere pegang penisku lalu kugesek ke vaginanya.
Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia tetap melakukan juga. Sambil matanya terpejam, Rere mulai menggesek penisku kevaginanya, pas menyentuh vaginanya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah,
“Aahhâ…”, sementara aku sibuk meremas-remas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan kelihatan puting buah dadanya semakin munjung keatas.
Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vaginanya. Rere diam saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Vinvin tiba-tiba saja mendorong pantatku sekeras-kerasnya secara langsung penisku ke dorong masuk ke dalam vagina Rere sedangkan Rere menjerit keras,
“Aaakkh sakit Sonny, apa-apaan kamu”, sambil badan Rere menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya menahan pinggulku.
“Tahan aja Re… sakitnya hanya sebentar saja kok ntar juga enak”, kata Vinvin, terus Vinvin malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Rere biar tidak menahan gerakan pinggulku.
Rere kelihatan menahan sakit sambil menggigit bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua penisku. Rere kelihatan mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi. Aku biarkan dulu beberapa menit sambil mencumbu Rere biar dia tambah naik sementara Vinvin yang masih bugil tadi melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil. Tidak lama Rere sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisku pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali.
Tiba-tiba bell pintu berbunyi lalu Vinvin mengintip lewat jendela kamar lalu pakai bajunya yang panjang sampai lutut terus Vinvin ngeloyor pergi sambil ngomong,
“Nyantai saja, terusin biar aku yang nemuin”, tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku yang sempat terhenti, aku lihat Rere masih nyengir sambil kepalanya geleng kekiri dan kekanan terus pinggulnya digerakkan pula mengikuti irama gerakanku.
Rupanya vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh. Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Rere, aku terus menggenjotnya semakin cepat sampai dia mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba punggungku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke atas pantatku sambil memelukku dan berteriak
“Aaagghh…”, kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat keluar dari vaginanya hingga menambah rasa nikmat.
Rupanya dia orgasme beruntun, setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-pelan sambil mulai mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku ambil posisi lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-muntir putingku sambil tersenyum manis. Makin lama gerakanku semakin kupercepat sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu kulihat Rere sudah mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan mengikuti irama genjotanku. Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot lebih kencang lagi sampai vaginanya bunyi kencang banget, nggak lama aku mau keluar kutarik penisku biar ejakulasi di luar.
Dia malah menahan pantatku biar nggak ditarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia erat-erat sambil teriak,
“Aargghh.. eegghh..”, kemudian Rere juga teriak lama sekali, aku ejakulasi di dalam vagina Rere sampai Rere gelagapan nggak bisa napas, kira-kira semenitan aku dekap Rere erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus kucabut penisku dan kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Vinvin yang keras dan tiba-tiba tadi.
Sementara itu Vinvin kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Rere itu ketinggalan dompet terus kebetulan Vinvin juga kenal sama dia, nggak lama kemudian Vinvin masuk ke kamar terus menanyakan aku,
“Mau kenalan nggak sama temanku?” aku jawab,
“Masa aku bugil begini mau dikenalin”, jawabku.
“Cuek saja, lagian tadi aku sama dia sudah ngintip lu waktu sama Rere tadi”, aku bengong saja terus Vinvin membisikkan sesuatu ke Rere terus Rere mengangguk sambil tertawa cekikikan terus Rere membisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich.
Lalu Vinvin dan Rere yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebentar ke kamar Rere sambil matanya ditutup pakai T-shirt Vinvin. Setelah itu Vinvin kasih isyarat ke aku biar diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi) supaya rebahan dulu di tempat tidur. Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa ini. Lalu Vinvin bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati saja. Christ mengangguk saja lalu Vinvin menyuruh Rere pegang tangan Christ yang diangkat di atas kepalanya dan Vinvin meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja Christ teriak kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan lalu Vinvin pindah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode ke aku biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Vinvin dimasukan ke dalam bra punya Christ, aku menurut saja sambil mulai mengikuti Vinvin meraba-raba tubuh seksi Christ, sementara Christ kaget dan mulai meronta-ronta nggak mau diteruskan, aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ supaya posisi pantatnya pas di sudut tempat tidur kelihatan Rere mengikuti dan tetap memegang tangan Christ yang sudah mulai meronta dan berteriak-teriak
“Jangan”, lalu Vinvin menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku biar diteruskan saja, langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahanya yang putih dan bentuk kakinya yang seksi membuat aku cepat naik, waktu aku mau peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya menendang-nendang hingga aku kesulitan.
Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa sampai di bawah lututnya terus aku berdiri sedikit buat melepas CD-nya tadi habis itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang sudah tegang berat ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu.
Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Christ agak diam nggak meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerakan pinggul Christ sudah dapat aku tahan lalu aku cepat-cepat menyodok penisku sekeras-kerasnya ke vaginanya, sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak tertahan selama aku dorong masuk penisku tadi sampai mentok, seret banget dan masih agak licin, aku lihat Vinvin masih melumat bibir Christ sementara Rere melihat penisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi, setelah aku diamkan beberapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ kembali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai melemah rontanya dan mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Vinvin sudah nggak melumat bibirnya tadi.
Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku semakin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik T-shirtnya sampai menyentuh buah dadanya yang masih terbungkus bra. Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Vinvin membantu membukakan bra Christ tadi sementara Rere sudah melepaskan pegangan tangannya dan Rere mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil menggigit bibirnya sambil terus melihatku yang lagi “ngerjain” Christ dengan ganas, lalu Vinvin ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras sambil kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta desahan dan rintihan Christ yang menambah nafsuku.
Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan aku sudah nggak tahan lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekencang-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas tapi masih tetap menggoyang pinggulnya, aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil menggigit telingaku sembari melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sementara penisku yang masih di dalam vagina Christ terasa hangat karena cairan yang keluar dari vaginanya tadi.
Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai lemas di samping tubuh Christ lalu Vinvin kembali ke tempat tidur lagi dan kami berempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya.

CERITA DEWASA 10
MALAM PERTAMA
Berhubung hari ini adalah selasa, hari yang paling disebelin oleh banyak orang, karena kita dipaksa masuk sekolah bagi yang masih sekolah, masuk kantor bagi yang masih kerja, dan masuk angin bagi yang semalam begadang gak pake jaket, dan jarak ke weekend masih panjang, maka saya mau membagi cerita yang ringan-ringan saja, yang gak mikir dan analisa yang mendalam untuk mengerti maksud tulisan ini, yang bisa bikin rekan-rekan kompasianer senyum-senyum sendirian, bahkan ketawa ngakak sampai guling-guling di halaman rumput tetangga.

Saya mau cerita pengalaman malam pertama sahabat saya sewaktu SMA Dina, yang menikah dengan seorang polisi berpangkat Kapten (sekarang AKP). Menurut keterangan Dina, saat itu ia masih perawan, jadi agak gugup menjalani malam pertamanya. Pertahanannya tidak jebol-jebol sampai 5x percobaan dalam seminggu, sampai akhirnya jebol juga tepat di hari ke 7.

Berikut adalah cerita salah satu malam pertama Dina dan suaminya kompol Eko yang gagal berakhir dengan pertumpahan darah perawan Dina, cekidot (D untuk Dina, E untuk Eko) ;

E : dik, buka bajumu
D : iya mas.. Kalo boleh, jangan panggil aku dik, Aku Dina bukan Dika, panggil aku Din.
E : baiklah din.. Mas sudah gak sabar, pingin lihat tubuh mulusmu
D : aku grogi mas, aku malu. Aku belum pernah telanjang di depan pria.

E : aku juga grogi Din, aku juga belum pernah telanjang di depan wanita.
D : masa sih mas?
E : bener din, masa mas bohong, bohong kan dosa..
D : emang mas gak pernah dimandiin oleh ibu mas waktu kecil? Ibu mas kan wanita

E : hihihi, kalo itu beda Din. Kamu juga sama dong, pernah dimandiin bapakmu waktu kecil. Maksudku setelah dewasa ini, gak hitung yang waktu kecil.
D : hehehe, iya mas, aku cuma becanda aja koq. Mas kan ganteng, banyak yang suka kepada mas, sebelum mas pacaran denganku, pacar-pacar mas gak ada yang mas ajak tidur?

E : ku akui, aku memang ganteng Din, tapi gak seganteng kangmasku, Kartono a.k.a anthony. Kangmas Kartono selain ganteng, baik, ramah juga humoris. Pacar-pacarku belum sempat ada yang ku ajak tidur, saat ku ajak kenalan ke bapak, ibu dan kangmasku, pacar-pacarku malah melirik kangmas Kartono, gak lama mereka malah nguber-nguber kangmasku, sebagai adik aku hanya bisa mengalah
D : ku akui kangmas Kartono memang ganteng, lebih ganteng daripada kamu, tapi aku gak mau seperti gadis-gadis mas lainnya, yang suka dan nguber-nguber Kartono.

E : Alhamdulillah Din, makanya kita bertahan yah sampai titik ini, sampai kita menikah, mengikat janji suci sehidup semati, sampai kakek nenek.
D : iya mas.
E : ngomong-ngomong, kenapa kamu gak pernah suka dan tertarik ke kangmas Kartono, seperti pacar-pacarku yang dulu.
D : gpp mas, gak suka aja

E : bukan tipe kamu yah din?
D : tipe aku sih sebenarnya
E : trus kenapa kamu gak nguber-nguber dia dan tinggalkan aku seperti gadis-gadis lainnya
D : gpp mas, aku terus terang lebih memilih mas daripada kangmas Kartono, walaupun mas seorang polisi dengan gaji minimal, dan Kartono seorang Auditor dengan gaji maksimal

E : gak ada alasan lain, kenapa kamu gak suka kartono dan nguber-nguber dia lalu tinggalkan aku.
D : ada sih mas
E : apa alasannya dik (penasaran)
D : gak usah deh mas, gak enak

E : gak enak kasih kucing aja (tambah penasaran)
D : kamu gak marah kalo aku kasih tau alasannya?
E : apa dulu alasannya
D : ya udah aku gak cerita, nanti kamu marah

E : iya deh, aku gak marah
D : janji
E : janji
D : baiklah kalo begitu aku cerita. Aku gak nguber-nguber kangmas Kartono dan tinggalkan kamu, karena di suatu kesempatan, saat gak sengaja aku ketemu Kangmas Kartono di Mall, kita makan siang, aku nyatakan suka dan cinta padanya, tapi ia menolakku, ia mengatakan kepadaku “Dik Dina, bukan kangmas gak suka padamu, kangmas suka, tapi adinda Eko cerita ke Kangmas, kamu itu cinta sejatinya, kamu cinta matinya, dan katanya kamu masih perawan, kangmas gak mau merusak kamu, karena kangmas gak mungkin menikah denganmu. Kamu menikah saja dengan adinda Eko, ia sangat mencintai dan menyayangimu, kasihan dia, selama ini pacar-pacarnya sudah tidak perawan, yah memang susah mencari perawan jaman sekarang, di gunung saja belum tentu dapat perawan. Nanti setelah menikah, jika dik Dina mau bertemu kangmas, kita atur aja waktunya.”

E : jadi itu alasanmu gak nguber-nguber kangmas Kartono dan tinggalkan aku
D : iya mas, gak boleh marah loh.. Tadi mas sudah janji.
E : makasih yah Din sudah cerita jujur, aku gak marah. (Bangkit dari ranjang, ganti baju dan pakai celana jeans).
D : mas mau kemana? Gak jadi kita lanjutkan permainan kita

E : aku ingat masih ada kerjaan di kantor, aku pamit dulu yah Din.
D : iya mas, mudah-mudahan lancar yah kerjaannya. TTDJ.

Singkat kata singkat cerita, malam pertama Dina dan Eko pun gagal malam itu.

Perhatian :
cerita seperti diatas begitu cepat meningkatkan minat baca seseorang yang terlambat. cerita di atas untuk memulai kegiatan membaca. dengan cara cepat membaca di atas tak lupa untuk meningkatkan iman. karena cara di atas dapat mempercepat menimbulkan dampak negatif atau positif bagi diri sendiri .hidup adalah pilihan di dunia, baik atau buruk berdasarkan diri kita sendiri..  Berpikirlah lebih maju, pikirkan kehidupan akhirat...  
SELAMAT BERJUANG !!!

http://sofyanida.blogspot.com

0 komentar:

Post a Comment

http://sofyanida.blogspot.com

 
Toggle Footer