PARADIKMA
EKONOMI
Sejarah Perkembangan Paradigma Ekonomi
•
Pada pertengahan
abad ke-18 di Perancis, berkembang teori ekonomi (yang merupakan teori
ekonomi pertama) yang mengacu kepada hukum alam dan melihat pertanian dan bumi
sebagai sumber dari segala sumber.
•
Pakar
ekonomi klasik, mengamati
permasalahan merkantilisme dan timbulnya revolusi industri, melihat pekerja
(labor) sebagai sumber kesejahteraan dan pembagian kerja (division of labor)
serta perbaikan “state of the arts” sebagai produktivitas.
•
Karl
Marx adalah seorang pakar
ekonomi klasik yang melihat pekerja/buruh sebagai sumber dan produk ekonomi
dengan membagi individu menjadi tiga kelas, yaitu pemilik tanah, buruh, dan
pemilik modal, yang bekerja sama dalam berproduksi.
•
Pakar
ekonomi neo klasik,
menggeser kembali paradigma ekonomi pada atomistic dengan menambahkan analisa
kompetitif tidak murni(imperfect), menurut aliran ini, kompetitif murni (pure
competition) menghasilkan alokasi yang optimum.
•
John
Maynard Keynes tahun 1930-an, tidak dapat menerima kondisi di mana banyak sumber daya alam itu secara
optimal.
•
Sejak
akhir tahun 1960-an, perhatian masayarakat terhadap pencemaran lingkungan dan
kerusakan lingkungan memuncak sehingga mempengaruhi berfungsinya sistem
ekonomi. Maka timbullah suatu bidang baru dalam ilmu ekonomi yang dikenal
sebagai Ekonomi Lingkungan.
Lingkungan Hidup sebagai Sumber Milik Bersama
Sumber daya lingkungan, seperti udara, air, lahan,
dan biota, dapat menyediakan barang dan jasa yang secara langsung maupun tidak
langsung mendapatkan manfaat ekonomis.
Dari kacamata
ekonomi, dengan tidak adanya mekanisme keseimbangan yang timbul secara
sendiri yang dapat membatasi eksploitasi. Sumber – sumber milik bersama ini
adalah “gratis” sehingga kelangkaan yang nyata tidak dicerminkan dalam ongkos
untuk setiap pemanfaatanya.
Dengan
mengikut sertakan ongkos sosial rill pada eksploitasi sumber – sumber alam
dalam perencanaan pembangunan adalah solusi yang tepat dan dibuat berdasarkan
efiensi ekonomi.
Efek – efek Lingkungan Hidup sebagai Faktor Luar
Ekonomi
•
Pabrik
– pabrik semen, misalnya,
mengabaikan pencemaran udara karena fungsinya hanya memproduksi semen.
•
Nelayan
di lautan terbuka, hanya
memikirkan bagaimana mendapat ikan sebanyak – banyaknya tanpa mempedulikan
turunnya persediaan sumber ikan.
•
Petani,
hanya memikirkan
bagaimana produksi padinya dapat ditingkatkan tanpa mempedulikan erosi tanah di
masa depan
Contoh dampak – dampak dari di atas.
•
Efek
faktor luar, fungsi produksi dari seseorang tergantung pada produktivitas orang
lain.
•
Faktor
luar dapat bermanfaat dan juga merugikan.
•
Faktor
luar mutu lingkungan hidup timbul bila faktor ketergantungannya adalah suatu
bentuk fisik, dan hunungannya dibuat melalui sistem alam seperti polusi
udara. .
Seperti Pabrik tekstil,
misalnya, meminimalkan ongkosnya dengan cara membuang limbahnya ke sungai
atau ke tanah melalui suatu sistem pengolahan. Tindakan ini dapat mencemarkan
badan sungai dan menimbulkan ongkos untuk pembersihannya yang harus diderita
oleh masyarakat.
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan
- Instrumen Kewenangan
-
Upaya mempengaruhi kinerja lingkungan pencemar melalui proses pengaturan
regulasi.
- Instrumen Ekonomi
-
Upaya mempengaruhi estimasi biaya dan manfaat.
- Instrumen Internalisasi Kesadaran dan Tanggung jawab Lingkungan
-
Upaya mempengaruhi dengan pengaplikasian “tekanan”.
Masalah dalam Mengaplikasikan
Instrumen
- Instrumen kewenangan/regulasi terkadang mempunyai komponen moneter.
- Pengaplikasian penggunaan instrumen terkadang keluar dari apa tujuan utamannya.
- Tumpang tindih antara instrumen ekonomi dan instrumen kewenangan.
Langkah Implementasi Ekonomi
Untuk
dapat memanfaatkan instrumen ekonomi diperlukan sebagai berikut:
- Pengambil keputusan harus mempunyai pengertian yang tentang kondisi ekonomi yang berlaku dan kemampuan memahami kecenderungan ekonomi masa depan.
- Implementasi kegiatan insentif mensyaratkan adanya otoritas legas.
FUNGSI DAN JASA
EKOSISTEM
Fungsi Ekosistem:
King dan Mazzota,2004 : Fungsi ekosistem
adalah proses-proses fisika, kimia dan biologi atau atribut yang berperan untuk
self-maintenance dari suatu ekosistem.
Groot, 2007 : Fungsi ekosistem adalah
kapasitas proses-proses alami dan komponen-komponennya untuk menyediakan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan manusia secara langsung atau tidak langsung.
Contoh: Fungsi
ekosistem hutan, menunjukkan laju produksi tumbuhan, penyimpanan karbon,dan siklus nutrien, dimana hal itu
merupakan karakteristikkebanyakan
hutan
Fungsi Ekosistem Dikelompokkan Menjadi:
Fungsi regulasi
Fungsi ini berhubungan dengan kapasitas ekosistem
alami dan semi alami untuk mengatur proses ekologis penting yang mendukung
sistem kehidupan melalui siklus biogeokimia dan proses-prose biosfer lainnya.
Fungsi habitat:
Fungsi refugia,yaitu merefleksikan
nilai yang dimiliki bentang alam dalam menyediakan habitat untuk flora dan
fauna yang terancam.
Fungsi pengasuhan, yaitu menunjukkan
bahwa beberapa unit bentang alam menyediakan satu lokasi yang tepat sekali untuk
reproduksi dan dengan demikian mempunyai dampak pengaturan terhadap
pemeliharaan populasi di tempat lain.
Fungsi produksi
Fungsi produksi meliputi fungsi yang mensuplai
jasa fisik dalam kaitannya dengan sumber daya atau ruang. Fungsi ini diawali
oleh proses fotosintesis dan pengambilan nutrien menjadi berbagai macam
struktur karbohidrat yang digunakan oleh produsen kedua untuk menciptakan
berbagai biomassa hidup.
Fungsi informasi
Fungsi kultural dan kenyamanan berhubungan dengan
manfaat yang diberikan ekosistem kepada manusia melalui rekreasi, pengembangan
kognitif, relaksasi, dan refleksi spiritual. Hal ini dapat berupa kunjungan
langsung ke suatu area, atau secara tidak langsung dengan cara menikmati suatu
area melalui film tentang lingkungan alami atau memperoleh kepuasan melalui
bacaan bahwa satu bentang alam berisi keanekaragaman hayati penting.
Millenium Ecosystem Assesment dan Raymond dkk, Mengelompokkan Jasa Ekosistem Menjadi:
Jasa penyediaan ekosistem, meliputi
barang-barang yang diperoleh dari ekosistem, misalnya makanan, kayu bakar dan
serat.
Jasa pengaturan, misalnya penataan iklim
dan kontrol terhadap penyakit, serta manfaat non-material misalnya manfaat
spiritual atau keindahan.
Jasa pendukung, adalah jasa yang
diperlukan untuk menghasilkan semua jasa ekosistem lainnya, yaitu pembentukan
tanah, siklus hara, dan produktifitas primer.
Jasa kultural, adalah manfaat nonmateri
dari suatu ekosistem yang berhubungan dengan spritual dan keagamaan, estetika,
inspirasi, rasa memiliki, dan warisal kultural.
Nilai Jasa Ekosistem
Nilai jasa dikelompokkan menjadi:
• Nilai guna, yaitu nilai yang timbul
dari penggunaan barang dan jasa ekosistem, nilai guna terdiri atas:
– Nilai guna langsung, meliputi produk
dan jasa yang langsung disediakan ekosistem , misalnya kayu, buah, rotan dan
obat-obatan.
– Nilai guna tidak langsung, terdiri dari
banyak funsi ekologi ekosistem. Nilai ini mendukung atau melindungi kegiatan
ekonomi yang mempunyai manfaat pasar secara langsung.
• Nilai pilihan, merupakan nilai
guna yang berhubungan dengan kegunaan hutan tropis di maasa depan. Nilai ini
muncul karena masyarakat memiliki plihan tentang kegunaan hutan tropis di masa
yang akan datang. Konsekuensinya adalah upaya konservasi hutan.
• Nilai bukan guna, yaitu muncul
karena adanya kegiatan masyarakat untuk melindungi hutan tropis sekalipun
mereka tidak menikmati manfaat secara langsung atau tidak langsung dari hutan
tropis yang bersangkutan.
Nilai
Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Terdapat 2 interpretasi
yang dapat dianggap suatu ide bahwa lingkungan dianggap nilai-nilai, yaitu :
q Obyek
yang tanpa harga adalah “infinite”, nilainya unik dan tidak dapat dipertukarkan
q Tidak
dapat dihitung dengan nilai uang
Terdapat beberapa alasan mengapa penghitungan moneter untuk keuntungan
dan kerugian lingkungan diperlukan, yaitu :
- Mengetahui
seberapa besar keinginan untuk membayar pelestarian atau perbaikan
lingkungan
- Menjadi
pendukung untuk pemihakan terhadap kualitas lingkungan
- Adanya
komparasi dalam bentuk moneter untuk dibandingkan dengan alternatif lain
dalam pemanfaatan dana
Persamaan untuk nilai ekonomi total adalah :
Tiga hal penting yang perlu disadari dalam nilai tambah ekonomi adalah:
- Tidak dapat
diperbaruinya sumber daya alam
- Ketidakpastian
- Keunikan
Ini berarti pelestarian
akan lebih diutamakan daripada pembangunan
Valuasi
Ekosistem
• Valuasi berasal dari kata value atau
nilai yang artinya persepsi seseorang terhadap makna suatu objek dalam waktu
dan tempat tertentu (Costanza dkk., 1997). Jadi valuasi adalah prosedur yang
dilakukan untuk menemukan nilai suatu system. Nilai yang dimaksud dalam valuasi
adalah nilai manfaat (benefit) suatu barang yang dinikmati oleh
masyarakat.
• Masalahnya adalah untuk meniali jasa suatu
ekosistem bukan sesuatu yang mudah oleh karena banyak jasa ekosistem yang tidak
memiliki pasar (non-market) sehingga tidak mempunyai harga (Bann,2002).
Alasan mengapa perkiraan
ekosistem perlu dilakukan (King dan Mazzota,2014):
Untuk menjustifikasi dan memutuskan cara
mengalokasikan dana untuk konversi, pemeliharaan, atau restorasi lingkungan.
Untuk memertimbangkan nila-nilai masyarakat,
serta memperkuat partisipasi dan
dukungan masyarakat untuk peduli lingkungan.
Untuk membandingkan keuntungan-keuntungan
dari program atau proyek yang berbeda.
Untuk memprioritaskan proyek konservasi atau
restorasi.
Untuk mengoptimalkan manfaat setiap dana yang
dikeluarkan untuk lingkungan.
Metode Valuasi Ekosistem
Menurut King dan Mazzota (2004) pendekatan penilaian berbasis dolar terdiri dari 8 metode, yaitu sebagai berikut:
Menurut King dan Mazzota (2004) pendekatan penilaian berbasis dolar terdiri dari 8 metode, yaitu sebagai berikut:
Metode
Harga Pasar (Market Price Methodi)
Menaksir nilai-nilai
ekonomi untuk produk atau jasa ekosistem yang diperjualbelikan di pasar
komersil.
Mertode
Produktivitas (Productivity Method)
Menaksir nilai-nilai
ekonomi untuk produk atau jasa ekosistem yang berperan untuk produksi
barang-barang yang secara komersial diperjualbelikan.
Metode
Harga Hedonik (Hedonic Pricing Method)
Menaksir nilai-nilai
ekonomi untuk ekosistem atau jasa lingkungan yang secara langsung mempengaruhi
harga pasar suatu barang.
Metode
Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)
Menaksir nilai-nilai
ekonomi yang berhubungan dengan ekosistem atau lokasi yang digunakan untuk
rekreasi.
• Metode
Menghindarkan Biaya Kerusakan (Damage Cost Avoided), Biaya
Penempatan Kembali
(Replacement Cost), dan Metode Biaya Pengganti (Substitute Cost Method)
Menaksir nilai-nilai ekonomi untuk ekonomi ekosistem berdasarkan pada
bnyaknya biaya untuk menghindarkan kerusakan sebagai akibat hilangnya jasa
ekosistem.
• Metode
Penilaian Ketidaktentuan (Contingent Valuation Method)
Menaksir nilai-nilai ekonomi untuk ekosistem atau jasa ekosistem. Metode
ini paling luas digunakan untuk menaksir nilai penggunaan tidak langsung atau
nilai “penggunaan pasif” ekosistem.
• Metode
Pilihan Ketidaktentuan (Contingent Choice Method)
Menaksir niali-nilai ekosistem untuk ekosistem atau jasa ekosistem.
Metode ini berdasarkan pada hasil wawancara dengan responden tentang jumlah
harga yang responden berikan.
• Metode
Perpindahan Manfaat (Benefit Transfer Method)
Menaksir nilai-nilai ekonomi dengan menggunakan hasil studi perkiraan
manfaat suatu ekosistem yang telah dilakukan di suatu tempat atau permasalahan
lain.
Ekonomi
Hijau :
Paradigma Baru dalam Ilmu Ekonomi
Paradigma Baru dalam Ilmu Ekonomi
Prinsip Ekonomi Hijau
- Mengutamakan nilai guna, nilai intrinsik dan
kualitas.
Prinsip dasar dari
ekonomi hijau sebagai ekonomi pelayanan, terpusat pada hasil akhir dari
kebutuhan lingkungan. Bahan utama adalah sarana untuk kepuasan akhir dari
kebutuhan riel dan secara radikal dapat dikonversikan. Uang harus dikembalikan
pada status sebagai sarana untuk memfasilitasi pembaruan dari pertukaran,
daripada hasil akhirnya.
- Mengikuti aliran alam.
Sebagai suatu proses
yang alamiah tidak hanya solar, energi yang diperbaharukan, tetapi juga dengan
siklus hidrologi yang alamiah, dengan vegetasi regional dan jaring-jaring
makanan dan dengan material lokal. Masyarakat menjadi lebih peka terhadap aspek
ekologi sehingga batas politik dan ekonomi akan menjadi seiring dengan batas
ekosistem, dan menumbuhkan konsep dan kegiatan bioregional.
- Sampah adalah makanan.
Alam tidak mengenal
sampah, sehingga setiap keluaran suatu proses menjadi asupan untuk proses lain.
Prinsip ini tidak hanya mempunyai implikasi pada tingginya kompleksitas
organissi tetapi juga keluaran produk sampingan harus cukup bergizi dan tidak
memiliki toksik sehingga dapat menjadi asupan bagi kegiatan lainnya.
- Rapih dan keragaman fungsi.
Jaring-jaring makanan
yang kompleks adalah implikasi dari berbagai hubungan yaitu hubungan yang
terintegrasi dimana secara diametris bertolak belakang dengan segmentasi dan
fragmentasi masyarakat industri.
- Skala tepat guna/skala keterkaitan.
Sekecil-kecilnya
aktivitas akan mempunyai dampak yang lebih besar dan merupakan ekologi yang
‘murni’ yaitu suatu rancangan yang terintegrasi dalam skala yang berganda dan
merefleksikan pengaruh yang besar terhadap yang kecil dan yang kecil terhadap
yang besar.
- Keanekaragaman.
Dalam dunia dengan
perubahan, kesehatan dan stabilitas tergantung pada keanekaragaman. Hal ini
berlaku untuk semua tingkatan/keanekaragaman (jenis tumbuhan, binatang,
ekosistem, dan regional), juga kenekaragaman sosial dan organisasi ekologis.
- Kemampuan diri, organisasi diri dan rancangan
diri.
Pada ekonomi yang
bergerak bersamaan dengan dengan suatu proses ekosistem, harus disediakan
perlingkupan untuk tanggapan masyarakat lokal, rancangan dan adaptasi. Demikian
juga dominasi lokal dan regional harus disesuaikan pada suatu proses yang lebih
besar. Kemampuan diri bukanlah kemampuan memenuhi kebutuhan, tetapi
memfasilitasi interdependensi yang lebih fleksibel dan holistik.
- Partisipasi dan demokrasi yang langsung.
Agar mampu fleksibel dan
tangguh, rancangan ekonomi yang berbasis ekologi harus menyertakan partisipasi
masyrakat dalam proses pengambilan keputusan.
- Kreativitas dan pengembangan masyarakat.
Merubah tempat
sumber-sumber dari produksi menuju produktivitas alam yang spontan
memasyarakatkan suatu kreativitas, dan dibutuhkan pengembangan manusia dengan
wawasan holistik . Dalam perubahan
hijau, pribadi dan politik, sosial dan ekologi berjalan seiring. Sosial,
estetika, kapasitas spiritual menjadi sentral untuk mencapai efisiensi ekonomi
dan merupakan suatu tujuan yang penting.
- Peran strategis dalam lingkungan buatan,
lanskap, dan perancangan spasial.
Efisiensi yang besar
mampu dilaksanakan melalui pengaturan spasial dari sistem komponen suatu
kegiatan. Konversi ekonomi hijau harus radikal, tetapi juga harus bertahap dan
dapat terus tumbuh dan berulang. Suatu visi yang harus diyakinkan pada sektor
ekonomi yaitu ekonomi berbasis ekologi pada berbagai area yang spesifik sebagai
titik awal perubahan.
Green Marketing
Ø Beberapa
defenisi Green Marketing
• Menurut Haryadi
(2009)
green
marketing memanipulasi empat elemen dari bauran pemasaran (produk, harga, promosi,
dan distribusi) untuk menjual produk dan pelayanan yang ditawarkan dari
keuntungan-keuntungan keunggulan pemeliharaan lingkungan hidup
• Menurut Susan Ward
Merujuk
pada proses menjual produk dan/atau jasa berdasarkan pada keuntungan
lingkungannya.
Melihat
pernyataan dari Al Bakry dan Rajeshkumar tersebut, dapat disimpulkan elemen
dari green marketing ada 4, green product, green pricing, green place
dan green promotion.
- Green
product adalah produk yang dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen namun tidak melanggar aturan-aturan tentang lingkungan.
- Green
pricing adalah
harga yang ditentukan oleh perusahaan dengan pertimbangan lingkungan,
biasanya harga untuk produk “green” lebih mahal.
- Green
place adalah
menempatkan produk pada pasar yang tepat yaitu konsumen yang sadar akan
lingkungan.
- Green
promotion adalah cara
promosi berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengubah persepsi masyarakat
tentang produk yang ramah lingkungan.
Prinsip-prinsip ekologi :
- Prinsip
interdependensi yang bermakna peegeseran persepsi dan tujuan menjadi
hubungan
- Sifat siklus dan proses ekologi yang melibatkan
pertukaran energi dan sumber-sumber dalam siklus berkesinambungan seperti
siklus air, siklus CO, dan berbagai siklus nutrisi.
- Prinsip kerja sama yaitu prinsip yang menjadi
pertentangan ekonomi dan ekologi. Ekonomi berkaitan dengan kuantitas,
kompetisi, perluasan; ekologi berkaitan dengan kualitas, kerjasama,
konservasi.
KONSEP
DAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
Konsep Produksi Bersih didefinisikan sebagai suatu strategi pengelolaan
lingkungan yang bersifat preventif dan
terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan
daur hidup produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan
PRINSIP PRODUKSI BERSIH
• Dirancang secara komprehensif dan pada tahap
sedini mungkin. Produksi Bersih dipertimbangkan pada tahap sedini mungkin dalam
pengembangan proyek-proyek baru atau pada saat mengkaji proses atau aktivitas
yang sedang berlangsung.
• Bersifat proaktif, harus diprakarsai oleh
industri dan kepentingan-kepentingan yang terkait.
• Bersifat fleksibel, dapat mengakomodasi
berbagai perubahan, perkembangan di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat.
• Perbaikan berlanjut.
MANFAAT PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan
lingkungan melalui upaya minimisasi limbah, daur ulang, pengolahan, dan
pembuangan limbah yang aman.
Mendukung prinsip pemeliharaan lingkungan
dalam rangka pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam jangka panjang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi melalui penerapan proses produksi, penggunaan bahan baku dan
energi yang efisien.
Mencegah atau memperlambat degradasi
lingkungan dan mengurangi eksploitasi sumberdaya alam melalui penerapan daur
ulang limbah dan dalam proses yang akhirnya menuju pada upaya konservasi
sumberdaya alam untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
PRINSIP DASAR KONSEP PRODUKSI BERSIH
1. Prinsip kehati-hatian (precautionary)
, tanggung jawab yang utuh dari
produsen agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan sekecil apapun.
2. Prinsip pencegahan (preventive),
penting untuk memahami siklus
hidup produk (product life cycle) dari pemilihan bagan baku hingga
terbentuknya limbah.
3. Prinsip demokrasi, komitmen dan keterlibatan semua pihak dalam
rantai produksi dan konsumsi.
4. Prinsip holistic, pentingnya keterpaduan dalam pemanfaatan
sumber daya lingkungan dan konsumsi sebagai satu daur yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.
Pogram
peringkat kinerja lingkungan (PROPER)
Program penilaian peringkat
kinerja perusahaan (PROPER) merupakan program unggulan kementrian lingkungan
hidup yang dkemas dalam bentuk kegiatan pengawasan dan pemberian intensif atau
disentif kepada penanggung jawab usaha dan kegiatan.
dimulai sejak tahun
1996,penghargaan proper diberikan berdasarkan penilaian yang landasannya pada
undang-undang No.32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dan peraturan menteri negara lingungan hidup No.05 tahun 2011 tentang
PROPER
Pendekatan
Zero Emission
•
Pendekatan Zero Defect (2 dekade yang lalu)
•
Yaitu pendekatan dimana suatu kegiatan industri
dapat berjalan dengan lebih cost effective tanpa adanya cacat.
•
Limbah adalah bahan baku dan/ atau energi yang tidak terproses secara sempurna.
ECO INDUSTRIAL PARK
Komponen penting yang harus ada dalam metabolisme
industri dalam setiap proses operasinya:
- Minimal ada satu produsen utama yang beroperasi
dalam skala besar
- Minimal ada satu pengolah material sekunder
yang memanfaatkan sampah-sampah volume yang berasal dari produsen utama,
juga sampah dari manufaktur lainnya dan juga dari konsumen
- Setiap perusahaan menjamin kerja sama dan
pertukaran informasi antara semua anggota dalam sistem tersebut
(Manahan, 1999)
Kunci untuk mewujudkan suatu metabolisme industri
yang berhasil dapat dilihat pada tiga hal :
- Optimalisasi
- Pengintegrasian Sistem
- Eco-efisiensi
Ekosistem Industri
Komponen utama:
- Material utama dan produsen energi
- Pengolahan bahan-bahan dan sektor manufaktur
- Sektor konsumen
- Sektor pengolahan sampah/limbah
- Desain kontruksi yang berkelanjutan
- Desain fasilitas industri
- Partisipasi dan dukungan masyarakat dan para stakeholder
lainnya
KONSUMEN HIJAU
Fakta-Fakta mengenai Konsumen
Hijau
- Pihak industri akan lebih transfaran dan
bertanggung jawab atas produknya.
- Masyarakat memiliki banyak pilihan
produk.
- Eksploitasi lebih terarah dan
bertanggung jawab sehingga dapat mengerem laju perusahakan alam dan
lingkungan.
- Dampak pada industri, pertama karena
membuka kompetisi yang sehat di antara mereka, dan kedua menjamin bahan
baku yang cukup.
- Perilaku masyarakat akan berubah menjadi
konsumen hijau.
HOTEL HIJAU
- Penggunaan lampu hemat energi di seluruh
area hotel.
- Para tamu hotel dianjurkan untuk
berpartisipasi dalam kebijakan hotel.
- Keseluruhan ruang kamar menggunakan
sistem electronic key operated power switches.
- Melakukan 80% dari barang dan material
yang dibuang.
- Penerangan ruang di luar. gang, dan
toilet umum disensor dengan pengaturan waktu.
- Air panas di boiler dan pompa
hanya dioperasikan berdasarkan permintaan.
- Pelaksanaan kontrol temperatur ruangan
di seluruh hotel.
- Keseluruhan staf dilatih untuk
melaksanakan inisiatif dalam kaitan penghematan.
Kebijakan dan Prosedur
Berkaitan dengan Prinsip Green Hotel, Antara Lain:
DARI EKONOMI
HIJAU MENUJU MASYARAKAT HIJAU
1. Pendidikan Adalah Penggerak Utama
Pendidikan secara mendasar adalah nilai, dimana pendidikan merupakan akar
untuk membangun dan menyalurkan keterampilan sehingga mengembangkan kompetensi
dan instrumen untuk ekonomi hijau.
Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan harus menumbuhkan sikap dan
perilaku yang dibutuhkan untuk budaya baru tentang keberlanjutan.
2.Ilmu Harus Mengarah Pada Transisi Hijau
Ilmu dapat menjawab banyak pertanyaan kompleks yang kita hadapi. Untuk
hal ini, kita harus meyakinkan para ilmuwan. Kita harus mampu meyakinkan bahwa
suatu negara harus mampu membangun kapasitas manusianya, menyusun kebijakan
pada ilmu, teknologi dan rekayasa, serta keterampilan dan teknologi hijau harus
mampu dibagi dan disebarkan.
GREEN ECONOMY
AKUNTASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
AKUNTASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah nilai seluruh barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan oleh sesuatu perekonomian dalam suatu periode
tertentu (Dobrnbusch : 1981).
•
Dimana
GNP menjadi ukuran keberhasilan suatu negara dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya
•
Namun
keadaan dan masalah lingkungan umumnya tidak menjadi perhatian, sehingga ketika
terjadi pengurasan sumber daya alam, kerusakan lingkungan sama sekali tidak
tercermin dalam indikator tersebut
•
Masalah Pengukuran GNP
Ø GNP hanya mengukur transaksi pasar;
Ø Dalam
pengukurannya, GNP tidak membedakan jenis – jenis barang;
Ø Tidak membedakan pula antara biaya dan
manfaat.
Ø Tidak mempertimbangkan bagaimana pendapatan
tersebut didistribusikan
Ø Penipisan Lingkungan atau sumber daya alam
tidak dimasukkan ke dalam perhitungan
Pasar dan Ekologi
q Pasar terbentuk untuk barang dan jasa yang
nyata untuk semua sumber dan untuk faktor produksi.
q Pasar yang baik akan melaksanakan kegiatan
eknonomi mulai dari pengelolaan kesejahteraan dan sumber daya dengan seksama,
menghindari limbah melalui perencanaan
yang seksama, hemat, serta penggunaan sumber yang efisien.
q Sumber – sumber ekologi, seperti udara, air,
tanah, flora, dan fauna yang biasanya dianggap sebagai barang terbuka tanpa
pemilikan, sehingga cenderung dimanfaatkan secara berlebihan , boros, dan
menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya alam.
ENERGI HIJAU
Mewujudkan sistem
penyediaan dan pemanfaatan energi yang berkelanjutan dapat ditempuh dengan
memadukan konsep optimasi pemanfaatan energi yang berkelanjutan dapat ditempuh
dengan memadukan konsep optimasi pemanfaatan energi terbarukan, penggunaan
teknlogi energi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi yang
lebih di kenal dengan Energi Hijau (Green Energy).
v Energi fosil, khususnya minyak bumi merupakan
sumber energi utama dan sumber devisa negara.
v Kebijakan pengembangan energi terbarukan dan
konservasi energi adalah suatu konsep untuk mewujudkan sistem penyediaan dan
pemanfaatan energi yang berkelanjutan yang dapat mendorong tercapainya
pembangunan nasional berkelanjutan melalui pemanfaatan energi terbarukan yang
optimal, penggunaan teknologi energi yang efisien, dan membudayakan pola hidup
hemat energi.
Perkembangan
Pemanfaatan energi
terbarukan di indonesia dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
- Energi yang
sudah dikembangkan secara komersial (biomassa, panas bumi, dan tenaga
air).
- Energi yang
sudah dikembangkan tetapi masih secara terbatas (energi surya dan energi
angin).
- Energi yang
sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada tahap penelitian (energi
samudra).
Pemanfaatan Energi
v Energi biomassa meliputi kayu, limbah
pertanian/ perkebunan/ hutan, komponen organik dari industri dan rumah tangga,
dan kotoran hewan.
v Energi surya terkenal pada umumnya digunakan
untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan,
perikanan, kehutanan, tanaman pangan).
Pemanfaatan energi yang
efisien dapat dicapai melalui kegiatan :
- Penggunaanh
teknologi hemat energi dalam penyediaan, baik dari sumber terbarukan
maupun sumber tak terbarukan.
- Penerapan
budaya hemat energi dalam pemanfaatan energi
INDUSTRI
HIJAU
Industri Hijau adalah
industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi
masyarakat.
Sejarah Perkembangan Industri
Hijau
(PELH) menyelenggarakan Seminar Nasional bertemakan “Industri Hijau untuk Masa Depan yang Ekonomis dan Berkelanjutan “ di salah satu hotel di Yogyakarta,10 November 2011.
(PELH) menyelenggarakan Seminar Nasional bertemakan “Industri Hijau untuk Masa Depan yang Ekonomis dan Berkelanjutan “ di salah satu hotel di Yogyakarta,10 November 2011.
Terdapat 6 (enam) cara
karakteristik dari industri hijau yaitu
kepuasan konsumen, fokus terhadap lingkungan dan social, berorientasi jangka
panjang, pemuktahiranyang signifikan dan berkelanjutan, serta kompetisi yang
sehat.
Pembiayaan Industri Hijau
Dunia usaha di Indonesia
mempunyaipotensi dalam pembiayaan green industry dengan 3 cara, yaitu :
1.Lewat pasar karbon (market)
2.Melalui non market(Fund)
3.Melalui peningkatan efisiensi.
Dapat dikatakan bahwa
Green Industry sebenarnya adalah suatu konsep pembangunan berkelanjutan
yang mengurangi jejak karbon dan mempunyai peluang besar dalam meningkatkan
kondisi perekonomian.
Download File :
Rangkuman Pengantar Lingkungan
Rangkuman Pengantar Lingkungan
0 komentar:
Post a Comment
http://sofyanida.blogspot.com