Beberapa ahli
berpandapat tentang Pemimpin
v Menurut Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
v Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
v Menurut Prof.
Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang
baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia
sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
v Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
v Menurut Davis and Filley, Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
GAYA KEPEMIMPINAN
v S1-
Pengarah (directing) : pengarah tinggi dan dukungan rendah, merumuskan sasaran,
batasan waktu dan perioritas, memimpin rencana tindakan dan solusi, mengajarkan
dan intruksi serta mendemostrasikan pekerjaan yang baik, mengawasi (supervisi
ketat) dan lakukan umpan balik (cek apakah mengerti atau tidak) serta
menghargai semangat dan pengalihan keterampilan, serta mengecek perkembangan
bawahan.
v S2-
Pembina (coaching) : pengarahan tinggi dan dukungan tinggi, melibatkan individu
bawahan atas penjelasan sasaran dan rencana tindakan tapi keputusan akhir ada
pasa pemimpin, mendengarkan bawahan dan meminta masukan/ ide-ide dari bawahan,
memuji proses, membantu/ mendorong, mengajarkan bawahan mengawasi keberhasilan
dan kegagalan dan lakukan umpan balik, membagi pengalaman orang lain.
v S3-
Pendukukung (supporting) : pengarahan rendah dan berfungsi sebagai penasehat
mendorong bawahan menentukan penerapan sasaran, rencana tindakan dan pemecahan
masalah, pemimpin bertanya bagaimana cara saya membantu dan mengajukan
pertanyaan terbuka, memberi sasaran cara menarik dan menantang, mereflesikan
keberhasilan masa lampau untuk membangun rasa percaya diri, mendorong, memuji
dan menghargai kompetensi dan membagi komitmen .
v S4-
Pendelegasi (delegating) : Pengarahan rendah dan dukungan rendah, mengaharapkan
individu bawahan menangani dan memberi informasi pada orang lain termasuk
kepada pemimpin, serta baawahan bertanggungjawab pada penetapan sasaran,
rencana tindakan dan pengambilan keputusan (bawahan dibiarkan mengambil
pimpinan) dan dan mengkonfirmasikan rencana tersebut, percaya kepada penilaian
bawahan, individu bawahan terus melakukan inovasi, memberikan peluang agar
bawahan turut membagi pengetahuan dan keterampilan serta mengajarkan orang
lain, pengecekan motivasi bawahan secara periodik.
v Gaya
Kepemimpinan Direktif
v Inilah
salah satu gaya kepemimpinan paling klasik dan sering disebut sebagai
“otokratik.” Seseorang yang menggunakan gaya kepemimpinan ini suka memberikan
arahan atau instruksi mengenai apa yang harus dilakukan dan mengharapkan
pegawainya untuk melaksanakannya sesuai dengan petunjuk yang ia berikan.
v
v Contoh kasus :
v Seorang
pegawai yang baru saja mulai bekerja. Kita mesti pahami bahwa individu ini
adalah orang baru dalamperusahaan, sehingga belum
memiliki banyak pengetahuan tentang
kondisi perusahaan dan apa yang harus dikerjakan. Gaya kepemimpinan yang paling
sesuai untuk diterapkan dalam kasus ini ialah gaya direktif. Individu ini masihmembutuhkan arahan sampai bisa memahami
dan belajar menjalankan tugasnya.
v
2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
v
Gaya kepemimpinan ini cenderung lebih demokratis. Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan partisipatif suka mencari masukan dan saran dari pihak lain. Mereka juga tidak segan untuk turun ke lapangan bersama-sama pegawai untuk menjalani dan memimpin proses pembuatan keputusan.
Gaya kepemimpinan ini cenderung lebih demokratis. Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan partisipatif suka mencari masukan dan saran dari pihak lain. Mereka juga tidak segan untuk turun ke lapangan bersama-sama pegawai untuk menjalani dan memimpin proses pembuatan keputusan.
v
v Contoh kasus :
v Sebuah
masalah muncul dan harus diatasi sesegera mungkin. Seorang individu ialah
bawahan yang sudah bekerja cukup lama, mereka sudah menguasai dasar-dasar
pekerjaannya tetapi masih mempelajari atmosfernya. Pendekatan yang sesuai ialah
gaya kepemimpinan partisipatif. Dengan demikian, Anda sebagai pemimpin bisa
membuat orang ini berpartisipasi dalam pemecahan masalah berdasarkan
pengetahuan yang mereka miliki dan memberikan peluang bagi Anda untuk melihat
seberapa baik mereka berkembang.
v
v
3. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire
3. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire
v
Kita bisa menemui prinsip laissez faire dalam mekanisme pasar bebas. Dan seperti pasar bebas, perusahaan yang dijalankan oleh pemimpin yang gaya kepemimpinannya didominasi prinsip laissez faire juga cenderung ‘lepas tangan’. Ia tidak banyak turut campur dalam proses pengambilan keputusan sehingga ruang bagi bawahnnya untuk melahirkan insiatif sendiri.
Kita bisa menemui prinsip laissez faire dalam mekanisme pasar bebas. Dan seperti pasar bebas, perusahaan yang dijalankan oleh pemimpin yang gaya kepemimpinannya didominasi prinsip laissez faire juga cenderung ‘lepas tangan’. Ia tidak banyak turut campur dalam proses pengambilan keputusan sehingga ruang bagi bawahnnya untuk melahirkan insiatif sendiri.
v
Contoh kasus :
Contoh kasus :
v Sebuah
peluang penjualan besar datang menghampiri. Seorang individu bekerja sebagai
tenaga penjualan yang paling berpengalaman dalam perusahaan Anda. Ia berhasil
meraih penjualan besar. Pendekatan kepemimpinan yang paling sesuai bisa jadi
ialah laissez faire. Anda tak perlu mengawasi apalagi memberikan instruksi
kepadanya karena justru bisa kontraproduktif.
v
v 4. Gaya
Kepemimpinan Adaptif
v
Inilah gaya kepemimpinan yang memperhitungkan konteks lingkungan kerja dan kepribadian setiap individu yang dipimpin.
Inilah gaya kepemimpinan yang memperhitungkan konteks lingkungan kerja dan kepribadian setiap individu yang dipimpin.
v
v Contoh kasus :
v Contoh
terakhir ini mungkin hanya untuk menekankan pesan. Bila individu yang sama
berpengalamannya berada dalam posisi Anda dan Anda menyaksikan gedung yang Anda
tempati tengah dilanda kebakaran, tentu Anda tidak akan berkata dengan santai
bawah gedung sedang kebakaran. Konteks akan membimbing Anda untuk menggunakan
pendekatan direktif untuk memberikan instruksi keluar dari gedung secepat mungkin.
Teori, gaya/ sikap, kasus dan solusi tentang kepemimpinan
http://sofyanida.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment
http://sofyanida.blogspot.com