STRATEGI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Sofyan Ash Shiddieqy/ D22113307
ABSTRAK
Penelitian ini tentang
peran pendidikan untuk meningkatkan mahasiswa. keterampilan berpikir kritis di
Universitas Hasanuddin. pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Temuan penelitian
menyatakan bahwa: Pertama, konten Studi pengembangan pendidikan kewarganegaraan
dalam bentuk pertanyaan umum yang terkait dengan item. Kedua, untuk mengukur
pencapaian keterampilan berpikir kritis mahasiswa dalam studi kompetensi
pendidikan kewarganegaraan, penggunaan instrumen penilaian dosen. Ketiga,
resistensi dipenuhi oleh informasi mahasiswa dan pengetahuan yang lebih rendah
untuk memiliki gagasan. Keempat, memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk
dapat belajar lebih baik
Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Berpikir
Kritis.
A.
Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
diberikan dengan tujuan agar mahasiswa memiliki bekal cukup terhadap hak dan kewajiban sebagai
warga negara, baik yang sifatnya teoretis maupun praktis. Secara teoretis siswa
memahami kaidah-kaidah hak dan kewajiban, sedangkan secara praktis mahasiswa
mampu melaksanakan sikap demokratis dan berpikir kritis dalam kehidupan
masyarakat di mana mereka tinggal. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki implikasi dalam kehidupan mahasiswa, Pembelajaran ini di jenjang perkuliahan
memiliki tujuan selain memberikan bekal pengetahuan, tetapi juga diharapkan
mampu membentuk karakter mahasiswa. Pembentukan karakter ini penting, karena
melalui materi Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa diajarkan akan hak dan
kewajiban, tanggung jawab, demokrasi, dan juga Hak Asasi Manusia (HAM).
Diharapkan melalui pembelajaran ini karakter yang akan dibangun adalah bersikap
demokratis dan berpikir kritis.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
untuk mengembangkan berpikir kritis itu sangat penting dan tepat, namun dalam
proses pembelajarannya selama ini masih belum mengarah pada hal itu, proses
belajar mengajarpPendidikan Kewarganegaraan lebih berorientasi pada
pengembangan kognitif siswa, ini pun masih bersifat kognitif rendah, padahal
karakter Pendidikan Kewarganegaraan ini lebih terfokus pada aspek afektif dan
psikomotor. Akibatnya dosen hanya banyak memberikan materi pembelajaran yang
sifatnya hafalan. Sementara aspek afektif dan psikomotor kurang mendapat
perhatian. Oleh karena itu, tidak heran apabila perilaku mahasiswa tidak
berubah kearah yang diharapkan, begitu juga kemampuan berpikir kritis mahasiswa
kurang tampak. Apabila fenomena seperti itu yang ada, maka dapat dikatakan
bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan telah gagal mengembangkan potensi
siswa sebagai makhluk berpikir.
Berkaitan dengan hal tersebut,
menurut Djahiri (2002:93) bahwa: Salah satu pembaharuan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan ialah pola/strategi pembelajarannya, dimana siswa bukan hanya
belajar tentang hal ihwal (materi pembelajaran) Pendidikan Kewarganegaraan,
dilatih uji coba dan mahir serta mampu membakukan diri, bersikap perilaku
sebagaimana isi pesan Pendidikan Kewarganegaraan. Jadi, dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan itu bukan hanya memberikan informasi yang bersifat kognitif semata, tetapi juga
harus menitikberatkan pada aspek afektif dan psikomotor. Hal ini yang sampai
sekarang belum mampu dilaksanakan oleh dosen secara optimal, sehingga
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hampir tidak ada bedanya dengan
pembelajaran mata pelajaran lainnya, padahal PKn ini mempunyai karakter berbeda
dangan mata pelajaran lain, akibatnya kualitas Pendidikan Kewarganegaraan hanya
dilihat dari segi kognitif siswa semata.
Rumusan tujuan tersebut sejalan
dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak dikembangkan dalam pembelajaran
Pendidiikan Kewarganegaraan. Sejalan dengan hal tersebut Branson (1999:8)
menjelaskan bahwa aspek-aspek kompetensi tersebut mencakup pengetahuan
Kewarganegaraan, keterampilan Kewarganegaraan, dan watak atau karakter
Kewarganegaraan .
Untuk melaksanakan hal tersebut
tentunya harus dengan cara yang cerdas, yaitu dengan berpikir secara kritis.
Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah :Memberdayakan keterampilan atau
strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada
sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan.
B.
Pembahasan
lima karakteristik utama,
yakni pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang inovatif, pembelajaran yang
kreatif pembelajaran yang efektif, dan pembelajaran yang menyenangkan (Khoiru
& Amri, 2011:30).
a.
Pembelajaran yang aktif
Pembelajaran
yang aktif mengandung makna bahwa sebuah proses belajar harus dapat menumbuhkan
motivasi dalam diri siswa untuk terlibat secara aktif.
b.
Pembelajaran yang inovatif
Pembelajaran
yang inovatif merupakan proses belajar dimana dosen harus memunculkan hal-hal
yang baru yang belum pernah dialami.
c.
Pembelajaran yang kreatif
Pembelajaran
yang kreatif mengandung arti bahwa seorang dosen harus dapat menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan mahasiswa.
Dalam hal ini, dosen perlu memahami perbedaan tingkatkemampuan tiap mahasiswa.
d.
Pembelajaran yang efektif
Pembelajaran
yang efektif berkaitan dengan pernyatan: “sejauh mana proses belajar yang
dijalankan mampu membawa mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.Situasi
belajar yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tersebut tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang seharusnya dikuasai
siswa setelah pelajaran berlangsung.
e.
Pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran
yang menyenangkan berkaitan dengan suasana belajar yang aman, mnyenangkan dan
menarik bagi mahasiswa sehingga mereka tergerak untuk terlibat dan memusatkan perhatianya secara penuh pada
kegiatan tersebut.
Dalam naskah lampiran
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. menyatakan bahwa
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri
yang beragam dari segi agama, sosio - kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Untari (2009: 3)
mengutip dari pernyataan Depdiknas tujuan dari pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut.
(1)Berpikir
secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,
(2)Berpartisipasi
secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
berrnasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti – korupsi,
(3)Berkembang
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya,
(4)Berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Kegunaan
Penelitia
Kegunaan penelitian yang dapat diperoleh dari pelaksanaan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Dosen
Sebagai
bahan pertimbangan Dosen untuk memudahkan dalam menerapkan strategi
untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
2.
Bagi Universitas Hasanuddin
Hasil
penelitian ini menjadi salah satu masukan dan sebagai evaluasi untuk perbaikan
sistem
pembelajaran di universitas khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
.
3.
Bagi Peneliti
Penelitian
ini berguna untuk melatih peneliti dalam melakukan penelitian tentang bagaimana
cara melakukan pembelajaran yang Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sesuai
dengan profesi yang akan dijalani peneliti di kmudian hari.
4.
Bagi jurusan Mesin dan Kewarganegaraan
Penelitian
ini berguna sebagai bahan dokumentasi dan dapat menambah perbendaharaan karya ilmiah yang berkaitan
dengan materi perkuliahan juga berguna sebagai bahan acuan dalam melakukan
studi lanjutan bagi mahasiswa jurusan mesin dan Kewarganegaraan yang berminat
melakukan penelitian.
5.
Bagi Peneliti Lain
Dapat
dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam melakukan penelitian selanjutnya yang serupa dan
diharapkan pula hasilnya akan lebih baik.
Kegiatan penutup yang dilakukan oleh dosen dalam penerapan
strategi Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Universiyas Hasanuddin Berdasarkan
hasil penelitian dari kegiatan penutup yang dilakukan oleh dosen tersebut, sesuai
dengan pendapat Khoiru & Amri (2011:30)
a.
Pembelajaran yang aktif
Pembelajaran
yang aktif mengandung makna bahwa sebuah proses belajar harus dapat menumbuhkan
motivasi dalam diri mahasiswa untuk terlibat secara aktif. Kegiatan ini
terlihat ketika mahasiswa bersama dosen menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan.
b.
Pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran
yang menyenangkan berkaitan dengan suasana belajar yang aman, menyenangkan dan
menarik bagi mahasiswa sehingga mereka tergerak untuk terlibat dan memusatkan
perhatianya secara penuh pada kegiatan tersebut. kegiatan ini terlihat pada
saat mahasiswa mendapatkan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Faktor penunjang pelaksanaan strategi Pembelajaran, Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Universitas Hasanuddin. dalam menerapkan suatu strategi
pembelajaran dosen harus mempunyai kreativitas dan keterampilan untuk membuat
suatu kegiatan belajar yang menarik, sehingga siswa bisa menangkap semua pelajaran
yang diberikan oleh dosen dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.
Kreativitas dosen tersebut tidak dapat tersalurkan secara maksimal apabila
tidak ada sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dengan adanya sarana dan
prasarana yang memadai maka dosen akan bisa lebih kreatif lagi dalam melakukan
pengembangan pembelajaran.
Kendala – kendala dalam penerapan strategi Pembelajaran,
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Hasanuddin Dalam menerapkan dosen Pendidikan
Kewarganegaraan di Universitas Hasanuddin menemukan kendala – kendala yang
terdapat yaitu:
a.
Aspek Mahasiswa
Dari
hasil penelitian, berdasarkan Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative baik. dalam
kemampuan akademik maupun kreativitasnya. hal ini karena Pembelajaran, Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan menekankan pada kemampuan analitik
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubungkan), kemampuan eksploratif dan
elaborative (menemukan dan menghubungkan). Bila kondisi ini tidak dimiliki,
maka penerapan model Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan sangat sulit dilaksanakan.
b. Sarana
dan prasarana
Aspek
sarana dan prasarana yang menjadi kendala adalah kurangnya jumlah LCD
yang
digunakan untuk mempresentasikan materi dalam bentuk power point.
Upaya mengatasi kendala dalam penerapan strategi Pembelajaran,
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Universitas HasanuddinUpaya yang dilakukan dosen untuk
mengatasi kendala – kendala dalam penerapan strategi Pembelajaran, Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah dengan cara:
c.
Aspek Mahasiswa
Upaya
mengatasi kendala dari aspek siswa yaitu guru memberikan perhatian lebih bagi mahasiswa
yang kurang dapat berkomunikasi dengan teman lainya dengan cara memberikan pertanyaan
– pertanyaan saat awal pelajaran dan juga setelah akhir kegiatan diskusi
sehingga mahasiswa memicu mahasiswa untuk aktif dan bisa bekerja sama dengan
teman – temannya dan untuk mengatasi mahasiswa yang ramai dosen langsung
mendekati mahasiswa tersebut untuk mengkondisikannya agar bisa tenang dan tidak
menggangu teman yang lainnya sehingga tugas yang diberikan bisa cepat selesai.
d.
Aspek sarana dan prasarana
Upaya
untuk mengatasi kendala dari aspek sarana dan prasarana yaitu staf harus memesan
LCD di bagian perlengkapan sehingga mengetahui LCD bila terpakai semua.
Tujuan umum pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ini ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang
baik, yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia
terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, Pancasilasejati” (Somantri,
2001:279).
Fungsi dari mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk membentuk
warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa
dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD NRI 1945
C.
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan, yang terdiri dari kesimpulan
umum dan kesimpulan khusus. Adapun kesimpulan umum dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran dan berpikir kritis mahasiswa, perlu membangun sarana dan
prasarana di kampus. Sedangkan kesimpulan khusus dalam penelitian ini diambil
beberapa kesimpulan khusus yang dapat dirumuskan oleh penulis berdasarkan
sejumlah temuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: pengembangan materi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan umum
yang terkait dengan materi yang diajarkan. Kegiatan inti yang dilakukan oleh dosen
termasuk pembelajaran (a) aktif yaitu terlihat ketika mahasiswa membentuk
kelompok untuk mendiskusikan persoalan yang telah diberikan oleh dosen, (b)
inovatif yaitu terlihat ketika dosen membuat soal - soal pertanyaan dan
munculnya berbagai jawaban atau pendapat mahasiswa mengenai soal yang diberikan
oleh dosen,
Saran
Dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan
maka peneliti dapat mengemukakan saran
sebagai berikut :
1. Agar tercipta suasana yang menyenangkan
dari awal pelajaran Dosen Pendidikan Kewarganegaraan mengajak mahasiswa untuk
bercanda saat membuka pelajaran agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti
pelajaran.
2. Untuk dapat mengatasi mahasiswa yang
kurang bisa komunikatif dengan temannya dan mengatasi mahasiswa yang ramai Dosen
mempelajari psikologi pendidikan agar pembelajaran berlangsung secara maksimal.
3. Dosen Pendidikan Kewarganegaraan lebih
sering memberi semangat dan motivasi kepada mahasiswa sehingga mahasiswa tidak
merasa jenuh dan bosan ketika mengikuti proses pembelajaran.
4. Pihak kampus bisa mencukupi kebutuhan
sarana dan prasarana kampus, Sehingga dosen bisa lebih berinovasi dalam
pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi dan Amri. 2011. Paikem Gembrot.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Azwar, Syaifudin. 2004. Pengantar
Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Djamarah, S.B dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik, Omar. 2004. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hanifah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama.
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo
Persada.
Senjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Proses Standar Proses
Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prima.
Sofyanida. 2011. Strategi Pembelajaran. http://sofyanida.blogspot.com/2011/02/
strategi-pembelajaran.html diakses pada tanggal 4 Desember 2014.
Somantri, Nu’man. 2001. Menggagas Pembaharuan
Pendidikan IPS. Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://sofyanida.blogspot.com
Lengkap Gan... Thank infonya :D
ReplyDeletesip
Delete